Kejar NZE, PTBA Optimalkan Cadangan Sampai Elektrifikasi Alat Berat
Perseroan melakukan beberapa langkah untuk dekarbonisasi.
![Kejar NZE, PTBA Optimalkan Cadangan Sampai Elektrifikasi Alat Berat](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20250207%2Fdra-5929-copy-7b8580309183379b3c8eba91d7bc3c5b-6d0305cc9f29dc18e6bb82b9dc5794f7.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengembangkan strategi dekarbonisasi untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 pemerintah.
- PTBA berencana meningkatkan produksi batu bara hingga 100 juta metrik ton dalam tiga hingga empat tahun ke depan dan mulai menggantikan alat berat berbahan bakar fosil dengan alat listrik.
- Perusahaan fokus pada reklamasi lahan pasca-tambang, hilirisasi batu bara, dan optimis dapat menjadi bagian solusi mencapai target NZE 2060.
Jakarta, FORTUNE - Dalam upaya mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 yang dicanangkan pemerintah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus mengembangkan strategi dekarbonisasi.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan perusahaan telah menyiapkan berbagai langkah konkret guna berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon, termasuk optimalisasi cadangan batu bara dan elektrifikasi alat berat.
Saat ini, PTBA memiliki cadangan batu bara 3 miliar ton dengan produksi tahunan sekitar 40 juta ton. Untuk mengantisipasi transisi energi, PTBA berencana meningkatkan produksi hingga 100 juta metrik ton dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
"Harapannya, sebelum menuju net zero emission sumber daya batu bara PTBA sudah dioptimalkan sepenuhnya sebelum 2050," kata Arsal dalam acara Fortune Indonesia Summit 2025 di Westin Jakarta, Kamis (6/2).
Sejalan dengan transisi energi, PTBA mulai menggantikan alat berat berbahan bakar fosil dengan alat berbasis listrik.
"Kami telah memulai elektrifikasi peralatan tambang yang sebelumnya menggunakan bahan bakar solar. Langkah ini sudah berjalan dan akan terus kami kembangkan untuk mengurangi emisi karbon," ujarnya.
Reklamasi lahan pasca-tambang
Selain dekarbonisasi, PTBA juga berfokus pada reklamasi lahan pasca-tambang. Perusahaan menanam kembali area bekas tambang dengan bibit tanaman sendiri untuk memulihkan ekosistem dan menyerap karbon.
"Kami ingin memastikan bahwa bekas tambang dapat kembali seperti semula atau setidaknya mendekati kondisi aslinya," kata Arsal.
PTBA juga berinovasi melalui hilirisasi batu bara guna meningkatkan nilai tambah. Batu bara yang dimiliki akan dikembangkan menjadi produk turunan seperti gasifikasi yang dapat diubah menjadi artificial graphite, komponen penting dalam ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).
"Hilirisasi ini menjadi bagian dari upaya kami mendukung energi tanpa emisi," katanya.
Di sisi lain, PTBA terus mengoptimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan teknologi superkritis yang mampu menekan emisi karbon lebih rendah dibandingkan dengan teknologi konvensional. Dengan demikian, PTBA dapat tetap berkontribusi dalam penyediaan energi nasional dengan dampak lingkungan yang lebih minimal.
Via berbagai langkah tersebut, PTBA optimistis dapat menjadi bagian dari solusi dalam mencapai target NZE 2060.
"Kami terus melakukan dekarbonisasi, hilirisasi, dan reklamasi secara simultan agar PTBA dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan emisi karbon di Indonesia," ujar Arsal.