MARKET

SMAR Targetkan 10 Ribu Petani Sawit Penuhi Standar Keberlanjutan

Praktik sawit keberlanjutan penting untuk persaingan global.

SMAR Targetkan 10 Ribu Petani Sawit Penuhi Standar KeberlanjutanHelena Delima Lumban Gaol, Head of Smallholders Innovation Department (tengah), dan Hero Sanjaya, Head of Supplier Compliance (kanan), berbincang-bincang dalam diskusi panel Peluncuran Inisiatif RISE dan Perayaan Sertifikasi RSPO, (3/12). (Dok.Sinarmas)
05 December 2024

Fortune Recap

  • SMAR mendukung keberlanjutan kelapa sawit melalui program Sawit Terampil
  • Lebih dari 9.000 petani telah dilatih dan 800 petani sudah sertifikasi RSPO
  • SMAR memiliki ambisi melatih hingga 100.000 petani sawit swadaya hingga 2035
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) terus menunjukkan komitmennya mendukung keberlanjutan pada sektor Kelapa Sawit.

Melalui program Sawit Terampil, perseroan menargetkan 10.000 petani sawit swadaya mendapatkan pelatihan, pengetahuan, serta pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) hingga akhir 2025.

Menurut Helena Delima Lumban Gaol, Head of Smallholders Innovation Department SMAR, hingga saat ini lebih dari 9.000 petani telah menerima pelatihan. Dari jumlah tersebut, sekitar 800 petani telah berhasil memperoleh sertifikasi RSPO. Hal ini membuktikan adopsi praktik terbaik yang diajarkan dalam pelatihan dijalankan oleh para petani sawit.

"Komitmen kami adalah memastikan para petani tidak hanya dilatih, tetapi juga mampu mengadopsi praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan kebun sawit mereka. Kami harapkan, dari 10.000 petani yang dilatih, paling tidak 10 persen dapat menerapkan transformasi ini, yang terbukti dengan mendapatkan sertifikasi berkelanjutan,” kata Helena dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Rabu (4/12).

Namun, kata Helena, perjalanan menuju transformasi ini bukannya tidak menemui tantangan. Sebab, meski pelatihan tidak membebankan biaya kepada petani, banyak dari mereka awalnya merasa ragu terhadap manfaat yang dapat diterima dalam hal program sawit berkelanjutan.

"Kami harus meyakinkan mereka bahwa di era globalisasi ini, penting untuk menjadi lebih kompetitif agar tidak tertinggal,” ujarnya.

Salah satu kunci keberhasilan program ini, menurut Helena, adalah upaya menanamkan kesadaran kepada petani bahwa sertifikasi bukan hanya soal dokumen, tetapi juga tentang membuka peluang pasar lebih luas dan harga jual lebih baik.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.