Fortune Recap
- Nilai tukar rupiah sangat fluktuatif tergantung kondisi ekonomi dan politik.
- Rupiah melemah sejak awal 2025, berada di level Rp16.300 per dolar AS.
- Ketika rupiah melemah, saham di sektor komoditas, agribisnis, manufaktur, dan perusahaan multinasional cenderung diuntungkan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat fluktuatif. Artinya, nilai rupiah bisa menguat ataupun melemah tergantung berbagai faktor seperti kondisi ekonomi dan ketegangan politik.
Saat ini, posisi rupiah menunjukkan kecenderungan melemah sejak awal 2025. Per Rabu (5/2), nilai tukar rupiah berada di level Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang Januari 2025, rupiah telah melemah sekitar 1,07% terhadap dolar AS.
Pelemahan rupiah memang cukup berdampak pada perekonomian. Secara umum, ketika nilai tukar Rupiah Melemah terhadap dolar, beberapa dampak terjadi pada inflasi, ketidakpastian ekonomi, hingga ke pasar Saham.
Contohnya, perusahaan yang bergantung pada impor bahan baku atau yang memiliki utang dalam dolar AS bisa menghadapi biaya yang lebih tinggi, sehingga bisa menurunkan kinerja keuangan mereka. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki pendapatan dalam mata uang asing atau yang melakukan ekspor dapat memperoleh keuntungan dari pelemahan rupiah.
Berikut beberapa saham yang diuntungkan saat rupiah melemah. Simak di bawah ini!
Saham yang diuntungkan saat rupiah melemah
Dilansir OCBC, saat rupiah melemah, perusahaan yang berfokus pada ekspor umumnya diuntungkan karena pendapatan mereka dalam mata uang asing menjadi lebih bernilai dalam rupiah. Beberapa sektor saham yang diuntungkan saat rupiah melemah, antara lain:
1. Saham di sektor komoditas
Saham perusahaan di sektor komoditas seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan logam, yang banyak diperdagangkan dalam dolar, cenderung mencatatkan kinerja yang baik saat rupiah melemah. Saham-saham dalam sektor komoditas, misalnya:
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
2. Saham di sektor agribisnis
Saham perusahaan yang mengekspor produk pertanian seperti kelapa sawit dan karet juga diuntungkan karena pendapatan ekspor mereka dalam dolar meningkat nilainya dalam rupiah. Saham-saham di sektor agribisnis, contohnya:
- PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
- PT Andira Agro Tbk (ANDI).
3. Saham di sektor manufaktur
Saham perusahaan manufaktur yang mengekspor produk seperti elektronik atau tekstil mendapat keuntungan karena daya saing harga produk mereka meningkat di pasar internasional. Contoh saham-saham di sektor manufaktur, antara lain:
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Selain itu, perusahaan multinasional yang memiliki pendapatan dalam berbagai mata uang cenderung lebih stabil dan dapat mengelola fluktuasi nilai tukar dengan baik, memanfaatkan pendapatan dalam mata uang asing yang meningkat nilainya.
Disclaimer: Fortune Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang terjadi. Sebelum membeli atau menjual saham, lakukan penelitian yang lebih mendalam, dan setiap keputusan sepenuhnya berada di tangan investor.