MARKET

Prospek Saham EXCL dan FREN Jelang Merger, Menarik?

Simak juga kinerja EXCL dan FREN selama 2024.

Prospek Saham EXCL dan FREN Jelang Merger, Menarik?Group CEO & Managing Director Axiata, Vivek Sood saat konferensi pers terkait proses merger XL-Smartfren di Jakarta, Rabu (11/12). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
11 February 2025

Fortune Recap

  • PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sepakat melakukan merger membentuk entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XLSmart.
  • Kinerja saham EXCL: Laba bersih naik 44,7% menjadi Rp1,81 triliun pada 2024, didorong oleh pendapatan seluler yang lebih tinggi dan margin EBITDA yang meningkat.
  • Kinerja saham FREN: Rugi bersih mencapai Rp1,29 triliun pada 2024 dengan pendapatan usaha turun 2%, menimbulkan downside risks bagi perusahaan.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT SmartFREN Telecom Tbk (FREN) sepakat akan melakukan merger. Dua perusahaan telekomunikasi ini akan membentuk entitasbaru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XLSmart.

Menjelang merger, saham EXCL dan FREN pun tidak luput dari sorotan. Lantas bagaimana kinerja dan Prospek Saham dua perusahaan tersebut?

Kinerja saham EXCL: Laba meningkat pesat

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,81 triliun sepanjang 2024, naik 44,7% dibandingkan laba bersih Rp1,25 triliun pada 2023. Laba bersih kuartal IV-2024 juga melonjak menjadi Rp513 miliar, naik 72,2% per kuartal (Quarter-on-Quarter/QoQ) dan naik 95,4% secara tahunan.

Peningkatan laba didorong oleh pendapatan pada kuartal IV-2024 yang naik 6,8% YoY menjadi Rp9 triliun, sehingga pendapatan kumulatif sepanjang 2024 mencapai Rp34,4 triliun. Kinerja ini sesuai estimasi CGS International Sekuritas Indonesia dan konsensus Bloomberg.

Kinerja apik dari EXCL didorong oleh pendapatan seluler yang lebih tinggi karena faktor musiman akhir tahun dan pertumbuhan bisnis enterprise.

Margin EBITDA perusahaan meningkat menjadi 51,4% pada 2024, naik dari 48,6% pada tahun sebelumnya. Kenaikan margin EBITDA EXCL didukung oleh optimalisasi biaya, terutama pada biaya penjualan dan pemasaran (-14,7% YoY) dan biaya infrastruktur (-2,2% YoY).

Kinerja saham FREN: Rugi Rp1,2 triliun

Di sisi lain, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,29 triliun.

Rugi bersih FREN mengalami lonjakan sebesar 1.088,81% secara tahunan (YoY), dibandingkan dengan rugi bersih FREN yang tercatat sebesar Rp108,92 miliar pada tahun 2023.

FREN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp11,42 triliun, turun 2% dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat Rp11,66 triliun.

Rincian pendapatan berasal dari jasa telekomunikasi data memberikan kontribusi sebesar Rp9,9 triliun. Sementara itu, pendapatan dari jasa telekomunikasi non-data Smartfren tercatat sebesar Rp429,85 miliar sepanjang 2024.

FREN juga memperoleh pendapatan dari jasa interkoneksi sebesar Rp259,8 miliar, serta pendapatan lain-lain yang mencapai Rp825,34 miliar.

Kemudian, dari sisi beban usaha dari sebelumnya Rp11,11 triliun pada 2023 menjadi Rp11,73 triliun pada 2024, meningkat 5,5%.

Pos beban terbesar berasal dari beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp4,88 triliun, beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi sebesar Rp4,30 triliun, serta beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp1,60 triliun.

Prospek saham EXCL dan FREN jelang merger

Di tengah proses merger yang sedang berlangsung, CGS International Sekuritas memperkirakan proses ‘kawin’ kedua perusahaan telekomunikasi ini akan rampung pada semester pertama 2025.

Manajemen XL Axiata (EXCL) mengatakan bahwa proses merger dengan Smartfren (FREN) masih berjalan sesuai rencana. Saat ini, merger sedang dalam proses mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Di segmen seluler, EXCL mengatakan persaingan dengan operator lain masih ketat dengan para pemain yang secara agresif mengakuisisi pelanggan melalui kartu SIM murah. Namun, EXCL berencana untuk mencari peluang monetisasi, tetapi akan lebih terlokalisasi daripada penyesuaian harga secara menyeluruh.

Di segmen Fixed Broadband (FBB), perusahaan berencana untuk fokus pada peningkatan penetrasi daripada memperkenalkan paket dengan biaya yang sangat rendah.

Riset CGS International Sekuritas memperkirakan tidak ada perubahan besar pada strategi EXCL sambil menunggu proses merger selesai. Oleh karena itu, dari hasil riset memberikan rekomendasi “Hold” terhadap saham EXCL.

Adapun, downside risks: persaingan harga seluler yang makin ketat, belanja modal dan belanja operasional yang lebih tinggi dari lelang spektrum 5G, dan trafik data yang lebih lambat dari ekspektasi.

Upside risks: sinergi biaya yang lebih cepat dari perkiraan setelah penggabungan usaha dan tingkat penetrasi yang lebih baik dari perkiraan pada segmen FBB.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.