Saham Bank Menghijau saat BI Rate Turun, Ini Alasannya!
Saham BBRI hingga BBCA kompak melonjak.
Fortune Recap
- Penurunan suku bunga BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Rabu (15/1).
- Saham bank besar seperti BBNI, BMRI, BBRI, dan BBCA mengalami kenaikan signifikan setelah pemangkasan suku bunga.
- Pemangkasan suku bunga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memengaruhi pergerakan IHSG serta return saham.
Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Rabu (15/1), dengan deposit facility dan lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 5% dan 6,5%.
Keputusan ini di luar ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan BI Rate akan tetap di level 6%. Setelah pengumuman tersebut, saham sektor keuangan mengalami penguatan sebesar 2,41%. Hal itu tecermin pada Saham Bank-bank besar yang semuanya mencatatkan kenaikan.
Saham bank besar kompak naik
Bertepatan dengan BI Rate turun, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat menguat paling besar, yaitu naik 280 poin (6,78%) menjadi Rp4.410. Lalu, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 350 poin (6,48%) menjadi Rp5.750.
Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga melonjak 230 poin (6,05%) menjadi Rp4.030. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 250 poin (2,62%) menjadi Rp9.775.
Analis dari MNC Sekuritas, Herditya T Wicaksana menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini masih berada di kisaran Rp16.314.
"Secara teknikal, apabila melihat IDX Finance, terdapat potensi penguatan yang dapat menguji level 1.406–1.417. Untuk emiten-emiten seperti BBCA (9.800–10.000), BBNI (4.480–4.570), BMRI (5.775–5.875), dan BBRI (4.070–4.120)," jelas Herditya kepada Fortune Indonesia, dikutip Jumat (17/1).
Sementara itu, analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa IHSG mengalami kenaikan yang signifikan, melampaui 1,6% saat momentum penurunan BI Rate menuju level 7.063,98 pada pukul 15.53 WIB, dengan IDX Finance menguat lebih dari 2,6% akibat euforia keputusan BI tersebut.
"Jika euforia ini berlanjut, kemungkinan besar fenomena January Effect pada 2025 akan semakin terbuka," ujar Nafan kepada Fortune Indonesia.
Apa pengaruh suku bunga terhadap saham?
Suku bunga dan pasar saham saling memengaruhi dengan cara yang kompleks. Keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia memberikan sinyal yang kuat kepada investor dan memengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi.
Lalu, apa saja dampak perubahan suku bunga? Berikut penjelasan lengkapnya:
- Kenaikan suku bunga membuat instrumen seperti deposito lebih menarik karena imbal hasil yang lebih tinggi dan dapat mengalihkan dana dari pasar saham.
- Penurunan suku bunga dapat membuat saham menjadi lebih menarik karena investor mencari potensi keuntungan yang lebih besar.
- Berpengaruh pada biaya modal perusahaan. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman yang dapat menekan profitabilitas dan menurunkan daya tarik saham.
- Penurunan suku bunga mempermudah perusahaan dalam mendapatkan pinjaman, meningkatkan profitabilitas, dan mendongkrak harga saham.
Namun, hubungan antara suku bunga dan saham juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi dan inflasi. Dalam kondisi ekonomi yang baik dan inflasi terkendali, kenaikan suku bunga mungkin tidak terlalu berpengaruh pada pasar saham.
Sebaliknya, jika ekonomi melemah dan inflasi tinggi, kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan harga saham.
Suku bunga berpengaruh pada pergerakan IHSG
Penelitian OJK Institute pada 2023 menunjukkan bahwa perubahan suku bunga acuan berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG dan return saham. Kenaikan suku bunga menyebabkan penurunan harga saham, sedangkan penurunan suku bunga mendorong kenaikan harga saham dan IHSG.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman pengaruh suku bunga terhadap pasar saham untuk membantu investor membuat keputusan yang lebih baik.
Dalam kondisi penurunan BI Rate, riset Bibit menilai bahwa beberapa sektor dapat merasakan manfaat lebih besar dari penurunan suku bunga dibandingkan sektor lainnya, yaitu:
- Perbankan: Penurunan suku bunga akan mengurangi biaya deposit (Cost of Fund) bagi bank, sehingga meningkatkan profitabilitas melalui peningkatan Net Interest Margin (NIM). Hal ini memungkinkan bank untuk memperoleh keuntungan lebih besar dari selisih antara bunga pinjaman dan biaya dana.
- Properti dan Otomotif: Penurunan suku bunga, khususnya pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dapat mendorong peningkatan permintaan terhadap properti dan kendaraan. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, lebih banyak konsumen yang mampu membeli rumah dan mobil.