Data "Durable Goods" AS Membaik, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.215/US$
Kenaikan suku bunga BI tak mempan tahan pelemahan rupiah.
Fortune Recap
- Nilai tukar rupiah kembali merosot setelah ditutup menguat usai BI mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
- Pasar mewaspadai potensi konflik yang melandai saat ini dan masih memburu dolar AS dan emas sebagai aset aman.
- Rupiah hari ini diprediksi bakal bergerak ke arah Rp16.200 per US$, sementara mata uang kawasan Asia masih bervariasi pada perdagangan pagi ini.
Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah kembali merosot setelah ditutup menguat usai BI mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
Pada awal perdagangan hari ini, Kamis (25/4), turun 60 poin poin atau 0,36 persen ke Rp16.215 per US$.
Sebelumnya, Rabu (24/4) sore, rupiah ditutup Rp16.156 per US$, naik 65 poin atau 0,40 persen.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan penguatan rupiah terhadap dolar AS mungkin tertahan hari ini karena penurunan ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS.
Hal ini disebabkan data durable goods Amerika Serikat bulan Maret yang masih tumbuh lebih baik dari bulan sebelumnya.
"Data semalam yaitu data pesanan barang tahan lama AS bulan Maret, menunjukkan hasil yang lebih bagus dari proyeksi tumbuh 2,5 persen dari bulan sebelumnya yaitu 2,6 persen," jelasnya kepada Fortune Indonesia.
Pasar pun belum sepenuhnya lega dengan situasi konflik yang melandai saat ini dan masih mewaspadai potensi konflik kembali memanas, sehingga pasar kembali memburu dolar AS dan emas sebagai aset aman.
"Namun demikian, kebijakan kenaikan suku bunga acuan 25 bp menjadi 6,25 persen untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah bisa memberikan sentimen positif bagi pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujarnya.
Rupiah hari ini, menurutnya, bakal bergerak ke arah Rp16.200 per US$, sementara potensi support berada di kisaran Rp16.100 per US$.
Analis pasar, Lukman Leong, memprediksi rupiah akan melemah terhadap dolar yang rebound setelah data penjualan barang tahan lama yang lebih tinggi dari perkiraan.
"Investor juga mengantisipasi data ekonomi PDB AS yang akan dirilis malam ini. Range pergerakan rupiah di Rp16.100-16.250 per US$," katanya.
Meski demikian, pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia masih bervariasi pada perdagangan pagi ini.
Yen Jepang turun melemah 0,02 persen, dolar Taiwan turun 0,21 persen, won Korea melemah 0,62 persen, peso Filipina turun 0,54 persen, ringgit Malaysia turun 0,14 persen, dan baht Thailand turun 0,13 persen.
Sedangkan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,08 persen, dan rupe India menguat 0,03 persen.
Adapun mata uang di negara maju bergerak variatif, dengan Euro melemah 0,08 persen dan poundsterling turun 0,01 persen, serta dolar Kanada yang menguat 0,05 persen, dan franc Swiss naik 0,10 persen.