Pagi Ini Rupiah Turun 10 Poin ke Rp16.265 per US$
Investor masih tunggu rapat kebijakan moneter Fed.
Fortune Recap
- Nilai tukar rupiah melemah 10 poin atau 0,06 persen ke Rp16.265 per US$, setelah turun 45 poin pada Senin.
- Pelaku pasar menantikan hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve, untuk mendengar pernyataan sikap soal prospek pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini.
- Data PMI manufaktur Cina bulan April masih menunjukkan ekspansi, memberikan sentimen positif dan menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa (30/4) pagi dengan mengalami penurunan 10 poin atau 0,06 persen ke Rp16.265 per US$.
Pada Senin (29/4) sore, rupiah ditutup pada Rp16.255 per US$ setelah turun 45 poin atau 0,28 persen.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah hari ini masih berpeluang melemah terhadap dolar AS. Sebab, pekan ini pelaku pasar menantikan hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve, untuk mendengar pernyataan sikap soal prospek pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini.
Data indikator inflasi AS, Core PCE Price Index, bulan Maret yang dirilis Jumat malam pekan lalu pun masih menunjukkan inflasi AS sulit turun ke target 2 persen. Dengan demikian, peluang untuk memangkas suku bunga semakin mengecil.
"Ini yang menjaga dolar AS tetap kuat," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Selasa (30/4).
Di pihak lain, data PMI manufaktur Cina bulan April yang dirilis pagi ini masih menunjukkan ekspansi. Indikator tersebut kemungkinan bisa memberikan sentimen positif dan menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Indeks saham Asia juga bergerak menguat dan menunjukkan sentimen pasar terhadap aset berisiko juga cukup positif serta berpotensi bisa menahan pelemahan rupiah.
"Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.280–16.300 per US$, dengan potensi support di sekitar Rp16.200 per US$," katanya.
Mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini.
Yen Jepang tertekan 0,33 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura turun 0,10 persen, rupe India turun 0,15 persen, yuan Cina turun 0,17 persen, ringgit Malaysia turun 0,04 persen, dan baht Thailand turun 0,02 persen.
Sementara itu, dolar Taiwan naik 0,17 persen, won Korea naik 0,05 persen, dan peso Filipina naik 0,30 persen.
Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,15 persen dan poundsterling naik 0,13 persen, sedangkan dolar Kanada turun 0,10 persen dan franc Swiss turun 0,12 persen.