Pidato Trump Usai Dilantik Lonjakkan Harga Emas, Simak Prospeknya
Trump mengisyaratkan pengenaan tarif lebih moderat ke Cina.
Fortune Recap
- Harga emas melambung karena sentimen pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
- Emas diperdagangkan pada level US$2.726 per troy ounce, menguat 0,69 persen dalam 24 jam terakhir.
- Indeks dolar mengalami penurunan hingga 0,6 persen, membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang selain dolar.
Jakarta, FORTUNE - Harga Emas kembali melambung karena didorong sentimen pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan Reuters, Selasa (21/12), pukul 21.00 WIB, emas dunia diperdagangkan pada level US$2.726 per troy ounce. Harga tersebut menguat 0,69 persen dalam 24 jam terakhir.
Level harga itu juga menjadi yang tertinggi sejak pengumuman kemenangan Trump pada November lalu. Harga tersebut juga hampir menyentuh level tertinggi yang pernah diraih Oktober lalu pada level US$2.790.
Di samping itu, Reuters mencatat indeks dolar mengalami penurunan hingga 0,6 persen. Pergerakan keduanya memang bertolak belakang. Ketika dolar melemah, emas batangan dianggap lebih menarik. Hal ini kemudian membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang selain dolar, yang walhasil mendorong penguatan harga emas.
Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, mencermati bahwa lonjakan ini dipengaruhi efek dari pidato Trump terkait kebijakan tarif.
"Pernyataan Trump mengenai tarif dianggap lebih soft, yang mana hanya menyebutkan tarif untuk Meksiko dan Kanada, serta sedikit menyinggung Cina," katanya kepada Fortune Indonesia, Selasa (21/1).
Kemudian dampaknya, Lukman mengamati investor mulai berasumsi bahwa Trump kemungkinan akan menunda penerapan kebijakan tersebut dan melaksanakannya secara bertahap. Hal ini pun menjadi katalis yang meredakan kekhawatiran inflasi AS, serta prospek suku bunga Fed.
Mencermati sentimen tersebut, Lukman memproyeksi pergerakan harga emas berpotensi besar menguat. Ia menargetkan emas menyentuh level US$3.000, setidaknya pada akhir tahun.
Apalagi logam mulia ini merupakan aset safe haven atau investasi yang aman. Pada periode kedua kepemimpinannya ini, Trump diperkirakan akan menyebabkan volatilitas pasar lebih tinggi, mengingat janji-janji kampanyenya. Dengan demikian, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik ke depannya akan mendukung aset safe haven seperti emas untuk diburu dan meningkatkan harganya.