Sepanjang 2024, AUM Industri Reksa Dana Tembus Rp839,39 triliun
Nilai tersebut naik 1,78 persen secara year to date.
Fortune Recap
- Nilai AUM industri reksa dana mencapai Rp839,39 triliun per 30 Desember 2024, naik 1,78% secara ytd dan turun 0,55% secara mtd.
- Nilai NAB reksa dana mencapai Rp496,84 triliun per 30 Desember 2024, turun 0,92% secara ytd dan naik 0,48% secara mtd.
- Henan Asset Management mengelola total AUM Rp10 triliun alias tumbuh 26,92% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Prospek pemangkasan suku bunga oleh Fed juga akan mendorong investor mengejar imbal hasil pada reksa dana.
Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan nilai Asset Under Management (AUM) industri Reksa Dana mencapai Rp839,39 triliun per 30 Desember 2024 atau naik 1,78 persen secara year-to-date (ytd). Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka nilai tersebut turun 0,55 persen secara month-to-date (mtd).
Di sisi lain, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana mencapai Rp496,84 triliun, turun 0,92 persen secara ytd per 30 Desember 2024, tetapi naik 0,48 persen secara mtd.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi, mengatakan secara umum stabilitas politik di tengah Pemilu pada 2024 menjadi faktor penopangnya.
"Selain itu, antusiasme semakin meningkat di pasar modal, didukung pemerintah dan regulator untuk mengembangkan industri reksa dana," kata Reza kepada Fortune Indonesia, Kamis (9/1).
Henan Asset Management mengelola total AUM Rp10 triliun alias tumbuh 26,92 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.
Reza mengatakan industri reksa dana ke depannya akan tetap menarik dan bertumbuh. Ia memperkirakan reksa dana saham dan pendapatan tetap yang paling menonjol, sebab potensi yield lebih kompetitif dibandingkan deposito menjadi daya tarik utamanya.
Secara eksternal, bank sentral Amerika Serikat atau Fed diperkitakan akan melanjutkan pemangkasan suku bunga, yang dapat mendorong investor mengejar imbal hasil pada reksa dana.
Prospek pemangkasan suku bunga ini juga akan mendorong pemulihan konsumsi domestik dan peningkatan daya beli masyarakat, sehingga kondisi makroekonomi dapat stabil dengan inflasi yang terkendali.
Terakhir, Reza berharap pemerintah ke depannya lebih mendukung pasar modal melalui kebijakan insentif dan reformasi regulasi, khususnya yang dapat mengurangi beban konsumsi sehari-hari agar masyarakat dapat bergerak untuk Investasi.