STAA dan NANO Resmi IPO di BEI, Sahamnya Menghijau di Awal Sesi
Saham STAA dan NANO masing-masing naik 25% dan 10%.
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru yang resmi IPO pada Kamis (10/3), yakni PT Sumber Agung Tani Resources Tbk (STAA) dan PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO). Pada awal perdagangan, harga kedua saham terpantau naik dari harga penawaran.
Mengutip data BEI, saham STAA tercatat menguat 22,50 persen (135 poin) ke level 735 per pukul 10.54 WIB. Sementara saham NANO naik 10 persen (10 poin) menjadi 110. Sebagai informasi, STAA menetapkan harga penawaran senilai Rp600 per saham; sedangkan NANO di level Rp100 per lembar.
Dari segi dana yang dihimpun, IPO Sumber Agung Tani Resources lebih tinggi ketimbang Nanotech Indonesia Global. Namun dari segi jumlah, NANO melepas lebih banyak saham. Berikut perincian IPO dari kedua perusahaan tersebut.
IPO Sumber Agung Tani Resources (STAA)
STAA mencatatkan saham di papan utama, menjadi emiten ke-11 yang masuk ke bursa tahun ini. Perseroan menawarkan 903.372.600 saham baru (8,29 persen dari modal ditempatkan atau disetor) dengan nilai nominal Rp100 per lembar.
Direktur Utama STAA, Mosfly Ang mengatakan IPO membuka banyak peluang bagi perseroan mengembangkan bisnisnya ke depannya. “STAA memiliki akses pendanaan yang lebih luas dan jejaring bisnis yang terbuka lebar,” ujarnya.
Perusahaan yang bergerak di industri perkebunan kelapa sawit itu mendapat respons positif dari para investor. Itu tergambar dalam jumlah permintaan oversubscribed hingga 18,567 kali dari penjatahan pooling.
Mosfly menilai, industri kelapa sawit memiliki prospek kinerja baik seiring dengan kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) tahun ini hingga berada di level tertinggi sejak 7 tahun terakhir.
Dalam IPO ini, STAA mengantongi dana senilai Rp542,02 miliar dengan kapitalisasi Rp6,54 triliun.
“Seluruh dana hasil IPO akan kami gunakan untuk kebutuhan belanja modal dan ekspansi usaha Perseroan, yang sebagian besarnya difokuskan untuk pembangunan industri hilir demi meningkatkan produksi produk value added kami,” jelasnya.
Selain untuk keperluan capex, perseroan akan menggunakan dana IPO untuk mendanai kebutuhan ekpansi sebagai berikut:
- 56 persen untuk pembangunan refinery berkapasitas 2.000 MT CPO per hari, diperkirakan selesai Oktober 2023.
- 22 persen untuk pembangunan fasilitas dermaga.
- 22 persen pembangunan tangki timbun berkapasitas 35 ribu MT.
IPO Nanotech Indonesia Global
Nanotech melepas maksimal 1.285.000.000 saham atau 29,99 persen dari total modal. Selama masa penawaran umum pada 2–8 Maret 2022, saham NANO mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 46,39 kali dari porsi penjatahan terpusat, sehingga total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp128,5 miliar.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk keperluan usaha sebagai berikut:
- Rp16,4 miliar untuk belanja modal berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi rekayasa.
- Rp16,7 miliar untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi.
- Rp16,2 miliar untuk pembelian mesin dan perlengkapan terkait layanan riset dan pengembangan.
- Rp17,05 mmiliar untuk membeli mesin dan perlengkapan terkait implementasi teknologi pemanfaatan limbah.
- Rp3,62 miliar untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan sistem penunjang, seperti pengembangan aplikasi dan sistem manajamen. Tujuannya, meningkatkan efisiensi dan perluasan ekspansi usaha bersama pihak ketiga.
- Sisanya untuk biaya operasional.
Selain saham, NANO juga menerbitkan hampir 1,03 miliar Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp125, yang bisa dilakukan setelah enam bulan pencatatan di BEI.