Astra Investasi Rp45 Miliar ke Hermina, Bagaimana Prospeknya?
Astra memborong 30 juta saham HEAL.
Jakarta, FORTUNE - PT Astra Internasional Tbk (ASII) menjadi pemegang saham baru emiten rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Dus, ini menandai masuknya sang konglomerat ke bisnis perumahsakitan. Seperti apa prospeknya?
ASII memborong 30 juta saham baru HEAL, dengan harga saham Rp1.500 per saham. Dengan begitu, grup konglomerasi itu menyuntikkan modal sejumlah Rp45 miliar ke pemilik rumah sakit Hermina tersebut.
Pembelian itu merupakan bagian dari aksi penambahan modal tanpa HMETD atau private placement, sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham pada 2020 silam. Namun, pengumumannya mengudara lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini.
“Dana rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan belanja modal perseroan,” tulis Direksi HEAL, dikutip Selasa (12/4).
Karena adanya penerbitan saham baru yang dibeli oleh ASII, kini total modal ditempatkan dan disetor oleh HEAL meningkat dari 14,89 miliar menjadi 14,92 miliar.
Prospek HEAL menurut analis
Keputusan ASII untuk bertaruh di HEAL bukan tanpa alasan. Sepanjang 2021, laba bersih emiten rumah sakit itu melonjak hampir 112 persen (YoY) menjadi Rp1 triliun. Menurut Mirae Asset Sekuritas Indonesia, capaian itu melampaui pertumbuhan konsensus dan ekspektasi analis.
“Itu disebabkan oleh biaya operasional yang lebih rendah dari perkiraan, yakni Rp1,12 triliun (perkiraan kami Rp1,3 triliun); dan pendapatan di luar operasional senilai Rp60 miliar berkat perubahan imbalan kerja jangka panjang,” jelas Analis Mirae Asset Sekuritas, Joshua Michael dalam risetnya.
Pendapatan tahunannya naik 31,8 persen menjadi Rp5,8 triliun. Itu didominasi oleh pendapatan rawat jalan, senilai Rp4,1 triliun (+43,74 persen YoY). Sementara pendapatan rawat jalan juga naik dari Rp1,52 triliun ke Rp1,67 triliun pada 2021.
Per harinya, pendapatan hari perawatan inap rata-rata Rp3,6 juta. Sementara rata-rata pendapatan rawat jalan adalah Rp335 ribu per hari. Sebelumnya, Mirae memperkirakan rata-rata pendapatan harian rawat inap dan rawat jalan Hermina masing-masing Rp4,1 juta dan Rp330 ribu.
Belum lagi, perputaran piutang (receivable days) HEAL terkikis dari 82 hari pada 2020 menjadi 64 hari. Gearing kotor/bersihnya juga menurun dari 0,46/0,21x menjadi 0,38x/0,09x pada 2021. Utang kotor/EBITDA tahunan pun berkurang dari 1,1x ke 0,8x.
“Karena pendapatan harian rawat inap jauh di bawah ekspektasi kami, estimasi pendapatan rawat inap harian HEAL pada 2022 kami revisi dari Rp3,3 juta menjadi Rp2,7 juta,” jelas Joshua.
Perkiraan pendapatan tahunannya juga dikurangi dari Rp5,1 triliun ke Rp4,9 triliun. Begitu juga dengan proyeksi laba bersih yang dipangkas dari Rp622 miliar ke Rp534 miliar.
Meski begitu, Joshua masiih optimistis laba bersih HEAL bisa tumbuh sebesar CAGR 2020–2023, yakni 10,5 persen. Katalisnya adalah pertumbuhan operasional nir-Covid-19 yang kuat.
Mengenai penambahan modal HEAL oleh ASII, Joshua mengatakan, “Itu menunjukkan kepercayaan masing-masing investor pada prospek jangka panjang HEAL, menurut pandangan kami.”