BEI: 26 Calon Emiten Antre IPO, Himpun Dana Hingga Rp1,97 T
Hingga Senin (7/2), sudah ada lima emiten yang IPO di BEI
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, saat ini sudah ada 26 perusahaan mengantre IPO (Initial Public Offering) dengan estimasi dana terhimpun mencapai Rp1,97 triliun. Puluhan perusahaan itu terdiri dari delapan sektor berbeda.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga Senin (7/2) tercatat sudah ada lima perusahaan yang resmi melantai di bursa. Kelimanya berhasil menghimpun Rp1,67 triliun. PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) pagi tadi resmi tercatat sebagai emiten keenam yang melantai di pasar modal tahun ini.
Profil 26 calon emiten
Para calon emiten yang telah masuk pipeline IPO BEI berasal dari industri yang beragam. Tiga di antaranya berasal dari sektor Consumer Non-Cyclicals. Sedangkan, enam lainnya merupakan bagian dari sektor Consumer Cyclicals dan empat perusahaan dari sektor teknologi.
Adapun satu calon emiten bergerak di sektor Kesehatan (Healthcare); dua dari sektor Energi; empat dari dunia Properti dan Real Estat; sedangkan dua sisanya merupakan bagian dari sektor Infrastruktur.
Sementara ditinjau dari nilai asetnya, 26 calon emiten itu terbagi menjadi: empat perusahaan skala kecil, 12 perusahaan skala menengah, serta 10 perusahaan skala besar.
Mengacu pada POJK No. 53/POJK.04/2017, berikut perincian dari tiap skala perusahaan:
- Kecil: memiliki aset kurang dari Rp50 miliar.
- Menengah: memiliki aset di kisaran Rp50 miliar–Rp250 miliar.
- Besar: memiliki aset lebih dari Rp250 miliar.
Karpet merah bagi IPO startup
Sebelum ini, BEI juga telah menyoroti 15 perusahaan rintisan dengan status unicorn dan centaur yang tengah menyiapkan diri untuk menjadi perusahaan publik. Sedikit catatan, unicorn merujuk pada startup bervaluasi US$1 miliar–US$10 miliar. Untuk centaur, valuasinya berkisar di rentang US$100 juta–US$1 miliar.
Sebagai upaya menyambut para unikorn dan centaur itu, BEI merevisi Peraturan Nomor I-A.I tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas. Dalam perombakan itu, bursa mengubah syarat yang harus startup penuhi bila ingin IPO.
Beberapa syarat dalam beleid yang sudah direvisi, yakni:
1. Calon emiten bisa masuk ke papan utama jika:
- Memperoleh earning before tax (EBT) dan NTA lebih dari Rp250 miliar.
- Membukukan akumulasi EBT berjumlah Rp100 miliar dan kapitalisasi pasar Rp1 triliun dalam dua tahun terakhir. Opsi lainnya: aset berjumlah Rp2 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp4 triliun.
- Masuk lewat cash flow from operation (CFO) kumulatif senilai Rp200 miliar dalam dua tahun belakangan, ditambah dengan kapitalisasi Rp4 triliun.
2. Untuk tercatat di papan pengembangan, syarat tak begitu berbeda. Tapi, ketentuan finansialnya lebih rendah dari papan utama.