Didukung Ekspansi dan Akuisis, Bagaimana Prospek Saham XL Axiata?
Meski kinerja tumbuh di Q3, saham EXCL masih lesu.
Fortune Recap
- Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) lesu hingga awal perdagangan Senin (11/11), terpuruk 1,36 persen ke harga Rp2.180.
- Laba bersih EXCL di bawah ekspektasi IPOT, hanya mencapai 67 persen dari proyeksi laba tahunan IPOT.
- Pendapatan EXCL diproyeksikan naik 8,22 persen menjadi Rp34,98 triliun pada 2024, dengan rasio P/E menurun menjadi 12,5 pada 2025.
Jakarta, FORTUNE - Meski kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) sesuai perkiraan, sahamnya masih lesu hingga awal perdagangan Senin (11/11). Bagaimana dengan Prospek pergerakannya di sisa waktu 2024?
Dikutip dari IDX Mobile, saham EXCL telah bergerak di zona merah sejak akhir Oktober lalu. Selepas pengumuman kinerja kuartal III 2024 pada pekan lalu pun, pergerakan EXCL masih relatif loyo, dengan pelemahan 0,45 persen pada 7 November, yang berlanjut dengan laju stagnan di 8 November.
Bahkan, pada perdagangan sesi I Senin ini, saham EXCL masih tertekan 1,36 persen ke harga Rp2.180.
Analis Indo Premier Sekuritas (IPOT), Jovent Muliadi dan Ryan Dimitry mencatat, secara menyeluruh kinerja XL Axiata selama 9 bulan pertama 2024 cenderung sejalan dengan perkiraan konsensus tim IPOT.
Kendati demikian, laba bersih EXCL di periode itu masih di bawah ekspektasi IPOT, yakni hanya Rp1,3 triliun. Angka itu hanya mencapai 67 persen dari proyeksi laba tahunan IPOT (VS konsensus 70 persen dalam konsensus 2024). Hal itu terjadi karena kenaikan kerugian dari perusahaan asosiasi (naik 98 persen, YoY) dan biaya lainnya (64 persen, YoY).
Selain itu, IPOT melaporkan, rata-rata pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran (blended ARPU) XL juga menurun menjadi Rp41.000 pada kuartal III 2024, dari Rp42.000 pada kuartal III 2023 dan Rp44.000 pada kuartal II 2024. "Itu sejalan dengan tren industri terkait daya beli yang lemah," catat Jovent dan Ryan.
Ihwal kinerja, IPOT memproyeksikan pendapatan EXCL akan mencapai Rp34,98 triliun pada 2024 (naik 8,22 persen, YoY) dan Rp37,12 triliun pada 2025. Laba bersih pun diprediksi melejit 55,00 persen (YoY) menjadi Rp1,97 triliun pada 2024 dan mencapai Rp2,30 triliun pada 2025.
Dari sisi valuasi saham, IPOT memprediksi rasio price to earning (P/E) EXCL menapai 14,6 kali pada 2024, lalu menurun menjadi 12,5 pada 2025. Perihal harga, IPOT menetapkan target Rp3.100 untuk EXCL karena berhasil mengimbangi pertumbuhan laba bersih yang lemah dengan efisiensi operasional. Hasilnya, margin EBITDA EXCL mencapai 52 persen, lebih tinggi dari panduan, yakni >50 persen.
"Risiko penurunan adalah meningkatnya persaingan," kata Jovent dan Ryan lagi.
Ekspansi menara dan mendorong bisnis fixed broadband
Selama 2024 ini, XL telah mengalokasikan belanja modal Rp7 triliun dengan fokus utama mendukung Ekspansi jaringan.
Berbekal dana itu, total menara BTS XL Axiata sudah mencapai 165.094 BTS per akhir September 2024. Itu termasuk 110.280 unit BTS 4G. Selain itu, tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik pun mencapai 62 persen, yang bertujuan meningkatkan kualitas jaringan data sekaligus persiapan penerapan jaringan 5G di masa depan.
Hasilnya, trafik layanan XL Axiata tumbuh lebih dari 10 persen (YoY) menjadi 7.823 petabytes pada periode yang sama. Itu berasal dari pelanggan perseroan yang berjumlah 58,6 juta.
Di bisnis fixed broadband, XL Axiata juga telah mengakuisisi 750.000 pelanggan First Media, sehingga perseroan telah mempunyai lebih dari 1 juta pelanggan FBB. Cakupan jaringannya sendiri mencapai 6 juta home passed di lebih dari 127 kota secara nasional.