Dirut Baru BEI Bidik Kapitalisasi Pasar Rp13.500 T pada 2026
Jumlah emiten juga ditargetkan tumbuh dua kali lipat.
Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengangkat jajaran direksi periode 2022–2026 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (29/6). Direktur Utama, Iman Rachman menyampaikan sejumlah indikator yang menjadi target utama BEI hingga 2026.
Pertama, Iman dan tim membidik untuk raih kapitalisasi pasar senilai Rp13.500 triliun di akhir masa kepemimpinannya. Jumlah investor juga diharap berlipat ganda dari saat ini, yang mencapai 7,49 juta pada 2021; tumbuh 93,0 persen (YoY).
Kapitalisasi pasar atau market cap merupakan nilai keseluruhan pasar secara agregat dari sebuah perusahaan. Perhitungan kapitalisasi pasar berdasarkan pada total pengalian dari jumlah outstanding saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar dengan harga saham dari perusahaan tersebut.
Selain itu, jumlah emiten yang melantai di bursa juga ditargetkan meningkat lebih dari 100 persen. “Indikator-indikator ini kami harap bisa kami penuhi atau laksanakan dengan roadmap target tahunan,” katanya di konferensi pers setelah RUPST siang ini.
Adapun, tiga dari tujuh direksi terpilih merupakan anggota pemimpin sebelumnya. Dus, Iman yakin timnya dapat melanjutkan tongkat estafet program-program direksi pendahulunya.
Beberapa program yang akan dijalankan, antara lain: inovasi produk yang belum sempat dilaksanakan oleh tim direksi 2018–2022 dan meningkatkan efisiensi bursa sebagai tempat mencatatkan saham. MIsalnya, dengan menambah papan New Economy agar menarik startup energi baru terbarukan (EBT) dan SPAC. Ada pula upaya peningkatan likuiditas perdagangan.
“Dengan begitu, target-target direksi dapat dipenuhi,” imbuhnya.
Kinerja BEI pada 2021
Sepanjang 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan di level 6.851,5 atau naik 10,1 persen (YoY). Hal itu terjadi setelah kemerosotan yang terjadi pada 2020. Total nilai kapitalisasi pasar saham tahun lalu pun mencapai Rp8.255,62 triliun; tumbuh 18,4 persen (YoY).
Dari segi likuiditas perdagangan, rerata nilai transaksi harian (RNTH) saham pada 2021 melonjak 45,2 persen (YoY) mencapai Rp13,4 triliun. Rerata frekuensi perdagangan hariannya juga meroket 91,1 persen (YoY), mencapai 1,29 juta transaksi per harinya.
Bahkan, frekuensi perdagangan harian saham mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni 2.141.575 kali pada 9 Agustus 2021. Rata-rata volume perdagangan harian saham pun melesat 81,4 persen (YoY) jadi 20,6 miliar saham tiap harinya.
Volume perdagangan harian saham setali tiga uang; mencetak rekor tertinggi yakni 50.982.543.199 pada 9 November 2021.
Lebih lanjut, total perusahaan tercatatnya pun tumbuh, dengan 54 emiten baru yang berhasil menghimpun dana berjumlah Rp62,61 triliun. Itu juga raihan tertinggi sepanjang sejarah BEI berdiri.
Capaian itu disokong oleh berbagai faktor. Dari ramuan tepat para emiten dalam ‘menyembuhkan’ dampak Covid-19, terciptanya tren tinggi di pasar modal dan rekor-rekor baru sepanjang tahun, hingga momentum pertumbuhan jumlah investor.
“Saya kira ada benarnya (capaian terakselerasi karena pandemi), tapi kuncinya, kita mencatat terciptanya kesadaran lebih merata untuk bertransformasi dari masyarakat gemar menabung, yang dalam beberapa tahun terakhir sudah melihat alternatif investasi, jadi masyarakat gemar berinvestasi,” jelas Direktur Pengembangan BEI Periode 2018–2022, Hasan Fawzi.