Efek Harga Meroket 105,7%, Saham DNET Disuspensi Bursa
Saham DNET melejit 105,7 persen dalam seminggu terakhir.
Fortune Recap
- PT BEI suspensi perdagangan saham DNET Indomaret karena lonjakan harga kumulatif signifikan.
- Penguatan saham DNET terjadi selama empat hari berturut-turut dan beredar isu minat Grup Salim terhadap entitas usaha merger EXCL dan FREN.
- Bos Grup Salim, Anthony Salim, muncul di pertemuan pemimpin gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus.
Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi perdagangan atas saham emiten di balik Indomaret, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), Senin (9/9).
Langkah itu BEI ambil seiring dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham DNET. Pada Jumat (6/9) lalu saja, harga DNET melonjak 19,89 persen dari Rp8.925 ke Rp10.700.
Dikutip dari data IDX Mobile, harga DNET bahkan sudah meroket 105,77 persen selama satu minggu terakhir dan 121,99 persen dalam sebulan belakangan ini.
"Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, PT BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan DNET," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A dalam keterbukaan informasi.
Adapun, penghentian sementara perdagangan saham DNET berlaku di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, memberikan waktu memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang, berdasarkan informasi yang ada. Lebih lanjut, para pihak terkait pun diimbau selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang DNET sampaikan.
Sebelum suspensi, BEI telah mengumumkan bahwa saham DNET tergolong menunjukkan kondisi Unusual Market Activity (UMA) pada Rabu (4/9).
Rumor pemantik lonjakan harga saham DNET
Penguatan saham DNET terjadi selama empat hari berturut-turut pada pekan lalu. Bahkan menyentuh Auto Reject Atas (ARA) selama tiga hari beruntun.
Hal itu terjadi di tengah beredarnya isu terkait minat Grup Salim terhadap entitas usaha dari merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Rumor itu menyebut, Grup Salim berminat menanamkan modal lewat anak usaha DNET, yakni PT Mega Akses Persada.
Lebih lanjut, Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) mencatat, Grup Salim memang mempunyai 26 persen saham di penyedia layanan telekomunikasi Filipina, PLDT, lewat First Pacific. entitas bisnis itu sudah aktif terlibat di pasar merger dan akuisisi melalui pengambilalihan saham Rex Minerals dan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Selain sentimen itu, MASI menyebut, katalis lain di balik lonjakan harga DNET adalah munculnya bos Grup Salim, Anthony Salim di pertemuan yang menghadirkan pemimpin tertinggi gereja Katolik dan juga Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus di Istana Negara pada Kamis (5/9).