MARKET

Fase 1 Terminal Banjarmasin IPCC, Potensi Pendapatan Rp11 Miliar/Tahun

Terminal Satelit Trisakti Banjarmasin resmi dikelola IPCC.

Fase 1 Terminal Banjarmasin IPCC, Potensi Pendapatan Rp11 Miliar/TahunPekerja melintas di terminal kendaraan milik IPCC. (Dok.IPCC)
03 October 2024

Fortune Recap

  • IPCC berpotensi mendapat pendapatan tambahan hingga Rp11 miliar per tahun dari operasional Terminal Satelit Trisakti, Banjarmasin fase pertama.
  • Terminal Satelit Trisakti adalah terminal RoRo yang melayani volume CBU rata-rata 39.000 unit per tahun dengan fasilitas lapangan penumpukan seluas 0,4 hektare.
  • IPCC akan menerapkan standardisasi pelayanan, operational marking, dan tarif paket untuk meningkatkan volume cargo para pembuat mobil yang memanfaatkan terminal tersebut.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), bagian dari Grup Pelindo, berpotensi mengantongi pendapatan tambahan hingga Rp11 miliar per tahun dari operasional Terminal Satelit Trisakti, Banjarmasin fase pertama.

"Untuk fase kedua, saat pengoperasian penuh [dengan ropax], maka potensi upside revenue-nya lebih dari Rp11 miliar per tahun," kata Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi dalam keterangan tertulis kepada Fortune Indonesia, Kamis (3/10).

Adapun, ropax mengacu pada istilah untuk kapal RoRo (Roll On-Roll Off) yang tak hanya dapat mengangkut mobil tetapi juga dilengkapi fasilitas penunjang dengan akomodasi penumpang. Terminal Satelit Trisaksi sendiri termasuk terminal RoRo.

Sebelumnya, IPCC menyetujui Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengoperasian dan Pemeliharaan Terminal Satelit Trisakti, Banjarmasin. Sugeng mengatakan, pengoperasian Terminal Satelit Trisakti, Banjarmasin adalah kolaborasi dalam satu kluster bisnis multipurpose di bawah pengelolaan subholding PT Pelindo Multi Terminal, yang mana IPCC berfokus pada 3 bisnis utama yaitu operator terminal kendaraan, bisnis pendukung terminal kendaraan dan manajemen distribusi kendaraan.

Per 2023, terminal satelit itu melayani volume CBU atau mobil penumpang rata-rata 39.000 unit per tahun. Fasilitas penyokong terminal itu adalah lapangan penumpukan seluas 0,4 hektare. 

Selain itu, guna meningkatkan kepercayaan para pelanggan, perseroan akan menerapkan standardisasi pelayanan seperti terminal-terminal lain yang sudah lebih dulu dikelola. Tak hanya itu, perseroan pun akan menyusun operational marking dan perbaikan pola operasi. Tujuan akhirnya adalah mendongkrak volume cargo para pembuat mobil yang memanfaatkan terminal tersebut. 

Inisiatif lainnya adalah implementasi tarif paket. "Ilustrasinya jika 1 carmaker ingin mengirimkan cargonya ke banyak destinasi pelabuhan misal dari Jakarta ke Medan, ke Balikpapan, ke Makassar, ke Banjarmasin IPCC bisa menerapkan tarif layanan paket sehingga lebih efisien dikarenakan IPCC sudah memiliki konektivitas layanan pada terminal yang dikelola," jelas Sugeng kepada Fortune Indonesia.

Setelah merger Pelindo 1, 2, 3, dan 4, kepemilikan IPCC Terminal Kendaraan, melalui proses inbreng saham, berpindah ke PT Pelindo Multi Terminal yang merupakan subholding dari PT Pelabuhan Indonesia 
(Persero). Wilayah operasional IPCC selain di Tanjung Priok, Jakarta juga berada di Terminal Gresik; Terminal RoRo Dwikora, Pontianak; Terminal RoRo Belawan, Medan; Terminal RoRo, Makasar.

Pada 2023, IPCC melebarkan sayapnya ke Terminal lainnya, antara lain: Terminal Roro Semayang Balikpapan. Lalu pada 2024, persseroan resmi mengoperasikan Terminal RoRo Trisakti, Banjarmasin serta melakukan penjajakan dengan sejumlah Terminal Kendaraan lainnya di wilayah kerja Pelindo.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.