MARKET

H-3 Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan BEI Soal IPO BUMN

BEI mengharapkan BUMN makin ramaikan pasar modal.

H-3 Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan BEI Soal IPO BUMNBursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
17 October 2024

Fortune Recap

  • Hanya 37 BUMN dan anak usaha yang sudah IPO di BEI
  • Investor memiliki minat besar terhadap saham-saham BUMN
  • BEI mendorong BUMN meramaikan IPO pada 2025 untuk mendukung pasar modal
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dari banyaknya BUMN dan anak usaha, hanya 37 perusahaan yang sudah IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dus, BEI berharap pemerintahan Prabowo-Gibran dapat meneruskan kebijakan yang mendukung perusahaan terbuka, sehingga dapat mendorong BUMN untuk IPO.

Sebab, kontribusi para BUMN terhadap pasar modal terbilang besar terhadap pasar modal. Sebagai gambaran, dari 20 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di bursa, lima di antaranya adalah BUMN. Yang artinya, investor memiliki minat besar terhadap saham-saham BUMN.

"Ini 20 saham terbesar kira-kira kontribusinya 60 persen, yang mana 15 persennya itu berasal dari BUMN," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman saat ditemui wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (17/10) sore. "Jadi menurut saya ini kan cukup signifikan."

Adapun, BEI mencatat, saat ini baru ada 14 BUMN yang melantai di bursa. Ditambah dengan 23 anak-anak usaha para perusahaan pelat merah. Sementara itu, negara tetangga seperti Malaysia sudah memiliki 28 BUMN yang melantai di bursanya.

Untuk itu, bursa mendorong BUMN meramaikan IPO pada 2025. Sebab, pada 2024 ini tidak ada BUMN yang melakukan IPO pada 2024 ini. Tak ada pula yang masuk antrean (pipeline).

Belum lagi, masih banyak BUMN dengan nama besar yang belum melantai di bursa efek. Misalnya, Pertamina dan PLN. Hanya sejumlah anak usaha Pertamina sudah melakukan IPO, PLN tidak ada.

"Jadi maksudnya kami butuh BUMN untuk mendukung. Ini yang menarik. Minimal anak-anak usahanya bisa go public," jelas Iman.

Terlebih, berdasarkan catatan bursa, para BUMN yang menjadi perusahaan terbuka membukukan laba dan pendapatan yang lebih tinggi, yakni 10 persen dan 7 persen (YoY) jika dibandingkan dengan 2023.

Bila ditarik lebih jauh, 14 BUMN yang telah IPO mencatatkan kenaikan profit 1.200 persen dibanding sebelum IPO. Dividennya pun melonjak hampir 2.000 persen, dengan kapitalisasi pasar yang melejit 1.500 persen.

"Kalau anak usaha BUMN, profitnya naik 232 persen, dividennya naik hampir 400 persen, dan kapitalisasi pasarnya naik 87 persen. Artinya, dengan IPO ini, trennya rata-rata naik untuk BUMN ini," jelas Iman.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.