IHSG Medio Juni Loyo, Mirae: Investor Tunggu Rilis Kinerja
Mirae Asset proyeksi IHSG capai level 7.455 sepanjang 2024.
Fortune Recap
- Proyeksi IHSG mencapai 6.650 di skenario bear dan 7.455 di skenario bull hingga akhir 2024
- Investor asing keluar dari pasar saham dengan net sell mencapai Rp20 triliun, dipengaruhi ketidakpastian kebijakan bank sentral AS
- Nilai transaksi pasar saham mencapai Rp1.200 triliun, Nafan menyoroti saham BBCA, BRIS, BSDE, ELSA, INDF, KLBF, MDKA, MEDC, TBIG, UNVR
Jakarta, FORTUNE - Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) mencapai level 6.650 di skenario bear dan 7.455 di skenario bull, sampai dengan akhir 2024.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, jelang penghujung semester I 2024, kinerja pasar saham memang masih belum bergairah. Itu terefleksi pada tingkat koreksi IHSG yang hampir mencapai 6,3 persen pada Kamis (20/6) sore.
Belum lagi, dengan keluarnya para investor asing dari pasar saham (net foreign sell) di pasar reguler dan negosiasi sejumlah Rp10 triliun sejak awal 2024. Menurutnya, net sell investor asing di pasar reguler sendiri telah mencapai Rp20 triliun.
Memasuki triwulan II 2024, Nafan menilai, perekonomian global masih diliputi oleh ketidakpastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Ketidakpastian itu bisa berdampak kepada likuiditas serta suku bunga perbankan.
Meskipun demikian, Nafan menyatakan, masih ada katalis positif dari kondisi ekonomi makro yang kuat, serta stabilitas politik yang terjaga meskipun tahun ini adalah tahun pemilu.
"Setelah kondisi global lebih kondusif maka pasar saham dan pasar keuangan Indonesia akan membaik juga," katanya (20/6).
Optimisme itu juga dilandasi oleh nilai transaksi di pasar saham yang sudah mencapai Rp 1.200 triliun hingga hari ini, melampaui pencapaian semester I tahun lalu sebesar Rp 1.180 triliun.
Kendati demikian, Nafan juga menilai, prospek pasar ke depan masih sulit untuk diprediksi. Keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen menjadi krusial. Karena, menurutnya, jika dinaikkan, maka dampaknya akan kurang kondusif terhadap perekonomian domestik.
Dengan sentimen tersebut, serta musim laporan keuangan pada Juni dan Juli, Nafan menyoroti saham-saham berikut ini: BBCA, BRIS, BSDE, ELSA, INDF, KLBF, MDKA, MEDC, TBIG, dan UNVR.
Peluang investasi di valuasi saham rendah
Dalam kesempatan yang sama, Senior Investment Information Mirae Asset lainnya, M. Adityo Nugroho menilai, dengan masih adanya arus modal asing yang keluar maka pasar saham masih akan tertekan dalam waktu dekat.
“Meskipun demikian, dengan meyakini tidak selamanya kondisi makroekonomi global terus memburuk, koreksi yang terjadi di pasar saham Indonesia saat ini justru memberikan peluang bagi investor untuk mulai dapat mencicil di harga yang relatif murah karena nilai valuasi yang rendah," jelasnya.
Dengan demikian, secara fundamental, dia mengatakan saham-saham perusahaan berkapitalisasi besar yang sudah terkoreksi cukup dalam dari sektor perbankan, otomotif, dan telekomunikasi dapat menjadi pilihan untuk nasabah dan publik saat ini.