IPO, Intip Prospek Pemain Geotermal Terbesar Indonesia, BREN
BREN adalah anak usaha Barito Pacific.
Jakarta, FORTUNE - Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) telah menyelesaikan tahap penawaran awal (bookbuilding) sebagai rangkaian IPO (Initial Public Offering). Lalu akan berlanjut dengan masa penawaran umum pada 2-4 Oktober. Bagaimana prospek BREN setelah aksi IPO selesai?
Adapun, BREN menawarkan 4,5 miliar saham atau 3,35 persen dari total saham dalam IPO. Dengan harga penawaran awal Rp670–Rp780 per saham, BREN berpeluang mengumpulkan dana IPO sekitar Rp90 triliun sampai Rp105 triliun.
Dengan rentang harga itu, valuasi saham IPO BREN diproyeksi bernilai14,3 kali sampai dengan 16,1 kali untuk tahun ini berdasarkan enterprise value to EBITDA (EV/EBITDA).
Selain dari valuasi saham, BREN juga ditopang oleh total kapasitas 886 megawatt. Pada kuartal pertama 2023, BREN menghasilkan listrik berjumlah 1.294 GWh dan uap sebesar 481 GWh dari tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Wayang Windu (230,5 megawatt), Salak (381 megawatt), dan Darajat (274,5 megawatt). Angka itu lebih tinggi dari para pesaing lokal seperti PGE (672 megawatt), Sarulla Operations (330 megawatt), Supreme Energy (176 megawatt), KS Orka (145 megawatt), dan Geo Dipa Energi (130 megawatt).
Tim Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Farras Farhan dan Laurencia Hiemas dalam risetnya menulis, “BREN muncul sebagai pemain geotermal dengan kapasitas terbesar di Indonesia di tengah meningkatnya minat terhadap sektor energi terbarukan dan upaya pemerintah mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.”
Bahkan, dibanding pemain global di industri geotermal, BREN menduduki posisi kelima, hanya di bawah EDC, Ormat, CFE, dan Enel.
“Di samping kapasitas yang besar, BREN juga telah membuktikan keunggulan operasionalnya dengan seluruh unit pembangkit listriknya beroperasi pada kapasitas lebih dari 90% di paruh pertama 2023,” tulis Farras dan Laurencia.
Dampak kapasitas operasional terhadap kinerja
Berbekal kapasitas operasional yang jumbo, Barito Renewable Energy membukukan kinerja keuangan yang stabil dan kuat, dengan sejumlah kontrak penjualan jangka panjang yang periodenya hingga 40 tahun.
Untuk performa, pendapatan BREN berjumlah US$147,1 juta pada kuartal pertama 2023, naik 10 persen (YoY). Margin EBITDA-nya adalah 90,9 persen. Secara tahunan, pendapatan BREN pada 2022 dan 2021 masing-masing mencapai US$569,78 juta dan US$537,36 juta dengan margin EBITDA 89,9 persen dan 89,0 persen.
Ke depannya, BREN akan berfokus pada optimalisasi kapasitas panas bumi yang ada sambil menambah kapasitas baru. Itu termasuk penambahan 15 megawatt di WKP Salak, dengan teknologi binary, pada akhir 2023 serta penambahan 23 megawatt di Wayang Windu Unit 3 pada 2026.
“Selain itu, BREN juga tengah mematangkan rencana pembukaan 3 WKP baru,” tulis tim Samuel Sekuritas.