MARKET

Jelang Rilis Tarif Impor 2 AS, IHSG Diprediksi Melemah

Dari pasar domestik, data IKK diharap jadi sentimen positif.

Jelang Rilis Tarif Impor 2 AS, IHSG Diprediksi MelemahIHSG terkoreksi. (Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya)
11 February 2025

Fortune Recap

  • IHSG diproyeksi melemah setelah turun 1,40 persen kemarin
  • Analis memperkirakan IHSG dapat turun hingga level 6355 jika menembus di bawah 6.496
  • Phintas memprediksi IHSG melaju di antara level support 6.550, pivot 6.650, dan resisten 6.750
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksi melemah pada Selasa (11/2), setelah ditutup turun 1,40 persen di 6.648,14 kemarin.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan IHSG turun menuju Fibonacci projection 138,2 persen dari panjangnya wave (a) di level 6.496 sebagai target terdekat wave (c) dari [y]. IHSG dapat melanjutkan tren turun hingga level 6355 apabila menembus di bawah 6.496.

"Sebaliknya, IHSG diperkirakan rebound selama tidak menembus di bawah 6.496," kata Ivan dalam riset hariannya.

Adapun, level support IHSG berada di 6.480, 6.355, dan 6.254. Sementara level resistennya di 6.745, 6.896, dan 7.041. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.

Ivan memperkirakan IHSG bergerak di antara level 6.570 dan 6.700 hari ini. Daftar saham yang ia soroti, terdiri dari: EXCL, INDF, MBMA, MEDC, dan SMGR.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas atau Phintas memprediksi IHSG melaju di antara level support 6.550, pivot 6.650, dan resisten 6.750. Lalu, saham-saham yang ia pilih pada perdagangan hari ini, meliputi: UNVR, PGAS, MEDC, TPIA, dan CLEO.

Head of Research Phintas, Valdy Kurniawan menjelaskan, rally pelemahan IHSG berlanjut di Senin (10/2). IHSG konfirmasi support breaklow di 6.700 dan berpotensi uji support berikutnya di 6.550 sampai dengan 6.600. "Stochastic RSI berpotensi losing momentum, jika breaklow 6.550," katanya dalam riset harian.

Rencana pengumuman paket tarif impor tahap 2 oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran lonjakan inflasi dan dampaknya terhadap arah kebijakan moneter the Fed. Kondisi itu berdampak negatif terhadap pergerakan Harga saham-saham rate-sensitive, khususnya bank-bank berkapitalisasi besar di Senin (10/2). Valdy memperkirakan, kondisi itu masih berlanjut sampai dengan Selasa (11/2).

Data domestik, khususnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 (11/2) diharapkan mampu meredam tekanan jual di Selasa (11/2). IKK Januari 2025 diyakini tidak bergerak jauh dari posisi Desember 2024 (127,7), bahkan berpeluang sedikit lebih tinggi. Harapannya, hal tersebut dapat membangun Kembali optimisme terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.