MARKET

Menelaah Prospek ASII Saat Penjualan Otomotif Melambat

Bagaimana prospek ASII saat penjualan otomotif melambat?

Menelaah Prospek ASII Saat Penjualan Otomotif MelambatMenara Astra. (dok. Astra)
12 August 2024

Fortune Recap

  • Penjualan mobil diprediksi tidak mencapai 1 juta unit pada 2024 oleh PIER
  • Proyeksi penjualan mobil 898.463 unit pada 2024, dengan peluang pemangkasan suku bunga di paruh II
  • BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan ASII turun 2,75% (YoY) dan laba bersih turun 10,55% (YoY) pada akhir 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Permata Institute for Economic Research (PIER) memprediksikan penjualan Otomotif, utamanya mobil, tak akan mencapai 1 juta unit pada 2024. Bagaimana prospek PT Astra International Tbk (ASII) di tengah proyeksi itu?

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), Josua Pardede memproyeksikan penjualan mobil hanya akan mencapai 898.463 unit pada 2024, lebih rendah 10,7 persen (YoY) dari 2023. Kendati demikian, ia meyakini, peluang pemangkasan suku bunga pada paruh II 2024 akan menjadi sentimen positif industri otomotif. 

“Kondisinya akan cenderung membaik di tahun mendatang,” kata Josua di PIER Economic Review Mid-Year 2024, dikutip Senin (12/8).

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry dan Christian Sitorus setali tiga uang. Mereka mengestimasikan penjualan mobil mencapai 860.000 hingga akhir 2024. Itu dilandasi oleh penjualan awal dari GIIAS 2024 yang bervariasi. Ada yang meningkat seperti Toyota (7 persen, YoY) dan Wuling (30 persen, YoY), tapi ada pula yang terkoreksi seperti Honda (-7 persen, YoY) dan Mitsubishi (-9 persen). Lantas, bagaimana prospek Grup Astra di tengah proyeksi tersebut?

BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan ASII mencapai Rp307,84 triliun, lebih rendah 2,75 persen (YoY) dari realisasi pada 2023, yakni Rp316,56 triliun. Bagaimana dengan laba bersihnya? Richard dan Christian mengestimasikan penurunan laba bersih ASII 10,55 persen (YoY) dari Rp33,84 triliun pada 2023 menjadi Rp30,27 triliun pada akhir 2024.

Namun, proyeksi laba sebelum bunga dan bunga bersihnya ditingkatkan menjadi 6persen–7 persen pada 2024. Demikian pula dengan pangsa pasar yang diproyeksikan meningkat menjadi 56 persen pada 2024, dari estimasi sebelumnya: 55 persen.

“Target harga ASII pun naik 4 persen menjadi Rp5.300,” demikian catatan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.

Adapun, manajemen ASII masih teguh dengan ekspektasi paruh II yang lebih baik, dengan ekspektasi penjualan mobil industri sebesar 920.000–950.000 atau menurun sekitar -5 persen–8 persen (YoY).

Selain itu, manajemen mengindikasikan penjualannya pada Juli 2024 naik 7 persen (MoM), menyiratkan koreksi -15 persen (YoY) selama tujuh bulan awal 2024. “ASII berencana mengenalkan model mobil baru di semester II dan melihat [perkembangan] insentif mobil dari pemerintah,” tulis Richard dan Christian.

Sejumlah risiko yang membayangi ASII ke depannya, meliputi: memburuknya pangsa pasar mobil karena penetrasi agresif dari pemain Cina dan meningkatnya NPF (Non Performing Finance) di segmen keuangan.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.