Panca Budi Idaman (PBID) Bagi Dividen Rp300 Miliar
Panca Budi Idaman pun berniat lakukan stock split.
Fortune Recap
- PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) akan membagikan dividen sejumlah Rp300 miliar untuk tahun buku 2023.
- RUPST PBID sepakat memberikan dividen tunai senilai Rp160 per saham, dan rencana stock split dengan rasio 1:4.
- PBID membidik pertumbuhan pendapatan 10-15% YoY di 2024, dengan belanja modal Rp50 miliar untuk menambah distribusi produk.
Jakarta, FORTUNE - PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) akan membagikan Dividen sejumlah Rp300 miliar untuk tahun buku 2023. Ada pula rencana untuk menggelar aksi stock split.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Panca Budi Idaman menyepakati rencana memberikan dividen tunai senilai Rp160 per saham. Rasio pembayaran dividennya adalah 80 persen dari laba bersih tahun 2023 yang berjumlah Rp374,15 miliar.
Selain untuk dividen, sekitar Rp3 miliar laba bersih 2023 juga perseroan cadangkan.
Secara historis, nilai dividen PBID dalam lima tahun berakhir bervariasi, meliputi: Rp50 per saham (2018), Rp59 per saham (2019), Rp100 per saham (2020), Rp110 per saham (2021), dan Rp100 per saham (2022).
Sejalan dengan rencana pembagian dividen, PBID juga berniat melakukan stock split dengan rasio 1:4. Dus, jumlah saham PBID yang semula 1.875.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per saham, akan naik menjadi 7.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp25 per saham.
Ada dua hal yang menjadi alasan dan tunjuan di balik niat stock split PBID, yakni: meningkatkan likuiditas atas saham dengan memperluas basis investor. Kedua, membuat harga saham PBID terjangkau bagi investor ritel.
"Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham perseroan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PBID, Lukman Hakim dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (15/5).
Target pertumbuhan dan strategi bisnis PBID di 2024
Pada 2024 ini, PBID membidik pertumbuhan pendapatan senilai 10 persen sampai dengan 15 persen (YoY) dari Rp4,70 triliun pada 2023. Per kuartal I 2024, perseroan sudah mencetak pendapatan bersih senilai Rp1,28 triliun.
Lebih lanjut, khusus margin laba bersih, perseroan menargetkan mencapai level 8 persen sampai dengan 10 persen.
Untuk mencapainya, perseroan mengalokasikan belanja modal senilai Rp50 miliar pada 2024. Itu akan digunakan untuk menambah gudang distribusi dan kendaraan untuk distribusi. Hingga Maret 2024, PBID sudah merealisasikan belanja modal sebesar Rp15 miliar.
"Produk kami banyak digunakan untuk industri makanan dan minuman (mamin) di pasar tradisional, merupakan consumer staples. Kami yakin, pertumbuhan pemakaian consumer packaging yang masih naik, terutama segmen mamin di pasar tradisional dan ritel tentu juga dapat diterjemahkan sebagai momentum bagi perusahaan untuk terus meningkatkan angka volume produksi," jelas Lukman.