Jakarta, FORTUNE - PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) atau Hotel Griptha mencatatkan saham secara perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (18/1). Untuk apa dananya?
Perseroan menawarkan 200 juta saham baru atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor kepada publik. Dengan harga penawaran Rp103 per saham, perseroan mengantongi dana senilai Rp20,6 miliar.
"Kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang perhotelan dan F&B di Indonesia yang semakin agresif berkembang," kata Direktur Utama PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH), Alexius Kenny Putra Wijaya, Kamis.
Untuk itu, dana IPO akan perseroan gunakan untuk mengembangkan usaha dan ekspansi bisnis dengan perincian berikut ini:
- Sekitar 48,76 persen untuk peningkatan sarana hotel.
- 4,13 persen untuk pembuatan 4 gerai serta pembelian peralatan dan perabotan gerai restoran cepat saji perseroan, The Flamexpress.
- Sisanya untuk modal kerja guna menyokong kegiatan usaha perseroan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham GRPH anjlok ke harga Rp80 per saham. Namun, pada pukul 14.27 WIB, sahamnya menguat 21,36 persen ke harga Rp125 per saham.
Hotel Griptha yang terbesar di Kudus
Bisnis utama GRPH adalah hotel dan restoran. Perseroan mengoperasikan Hotel Griptha, dengan luas 1,1 hektare di Kudus. Itu satu-satunya hotel berbintang empat di sana. Kamarnya berjumlah 138m dengan tiga tipe berbeda. Hotel itu pun memiliki 7 function room dan satu ballroom dengan kapasitas 700 tamu undangan.
Adapun dari sisi kinerja, pendapatan usaha Perseroan pada periode 7 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2023 mengalami peningkatan sebesar 26,44 persen menjadi Rp14,72 miliar, dari Rp11,64 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini berkat peningkatan pendapatan kamar, restoran dan gedung yang masing masing bertumbuh sebesar 15,46 persen, 33,78 persen, dan 55,74 persen seiring dengan pemulihan ekonomi pasca covid-19 dan meningkatnya kunjungan tamu ke hotel perseroan.
Laba usaha perseroan pun mengalami peningkatan sebesar 445,32 persen dari Rp525 juta menjadi sebesar Rp2,86 miliar. Itu didorong oleh kenaikan pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan kamar, restoran, dan sewa ruangan.