Rights Issue XL Desember 2022, Bidik Dana Rp4,99 Triliun
XL Axiata akan gunakan dananya untuk bayar utang.
Jakarta, FORTUNE - PT XL Axiata Tbk (EXCL) berniat meningkatkan struktur permodalan melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Berdasarkan keterbukaan informasi, XL Axiata akan menerbitkan 2,40 miliar saham baru dalam aksi korporasi tersebut. Nilai nominalnya adalah Rp100 per saham. Tiap 25.000 saham lama investor yang tercatat di Daftar Pemegang Saham (DPS) per 16 Desember 2022 punya 5.633 HMETD.
Dengan harga pelaksanaan Rp2.080 per lembar saham, maka perseroan berpotensi mengantongi dana sejumlah Rp4,99 triliun. “Seluruh dana hasil PMHETD III, setelah dikurangi biaya emisi akan dipergunakan untuk melunasi dan/atau melunasi sebagian utang perseroan,” ujar Corporate Secretary XL Axiata, Ranty Astari Rachman, dikutip Senin (12/12).
Lantas, kapan aksi rights issue XL Axiata akan berlangsung?
Jadwal pelaksanaan rights issue XL Axiata
Tanggal efektif rights issue XL Axiata jatuh pada 6 Desember 2022. Lebih lanjut, berikut ini jadwal lengkap dari aksi korporasi EXCL tersebut.
1. Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi
- Tanggal cum HMETD: 14 Desember 2022.
- Tanggal ex HMETD: 15 Desember 2022.
2. Pasar Tunai
- Tanggal cum HMETD: 16 Desember 2022.
- Tanggal ex HMETD: 19 Desember 2022.
3. Tanggal distribusi: 19 Desember 2022.
4. Tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI): 20 Desember 2022.
5. Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD: 20 Desember 2022.
6. Tanggal akhir pembayaran pesanan efek tambahan: 28 Desember 2022.
7. Periode penyerahan efek: 22 Desember 2022.
8. Tanggal penjatahan: 29 Desember 2022.
9. Tanggal pengembalian kelebihan uang pesanan: 30 Desember 2022.
Setelah pembaruan informasi terkait rights issue, saham EXCL tercatat terkoreksi 1,45 persen ke level 2.040 sepanjang perdagangan sesi pagi, Senin. Setelah bergerak di rentang 2.040 sampai dengan 2.010, dengan rata-rata harga 2.066,80.
Adapun, volume transaksinya mencapai 19,03 juta dengan nilai transaksi sejumlah Rp39,33 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya mencapai 2.589 kali. Kapitalisasi pasarnya sendiri berjumlah Rp21,88 triliun.