MARKET

Selepas IPO, HGII Bidik Punya Pembangkit EBT 100 MW di 2031

Langkah pertama diambil dengan galang dana IPO.

Selepas IPO, HGII Bidik Punya Pembangkit EBT 100 MW di 2031IPO HGII, Kamis (9/1).
09 January 2025

Fortune Recap

  • PT Hero Global Investment Tbk (HGII) menargetkan memiliki dan mengelola pembangkit berbasis EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.
  • Pada 2025, HGII memulai dengan PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW di Sumatra Utara, yang ditargetkan beroperasi pada 2028.
  • HGII juga akan menggunakan dana hasil IPO sebesar Rp260 miliar untuk pembangunan PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW di Sumatra Utara.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten energi baru terbarukan (EBT), PT Hero Global Investment Tbk (HGII), menargetkan memiliki dan mengelola pembangkit berbasis EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.

Untuk itu, pada 2025, perseroan memulai dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW. Keduanya berlokasi di Sumatra Utara.

Presiden Direktur Hero Global Investment, Robin Sunyoto memperkirakan, PLTA 25 MW akan mulai masuk tahap konstruksi pada 2025, sedangkan konstruksi PLTM 10 MW dimulai pada 2026. "Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2028," ujar Robin dalam seremoni pencatatan saham perdana HGII, Kamis (9/1).

Sebelumnya, HGII telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW. Keduanya berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Selain itu, HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang ada di Provinsi Riau.

HGII merupakan perusahaan induk EBT yang didirikan sejak 2010. Secara total, perseroan menargetkan untuk memiliki pembangkit listrik hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lain, yang mencakup biomassa (8 MW), biogas (6 MW), dan surya (10 MW) dalam 6 tahun ke depan.

Untuk merealisasikan itu, HGII akan menggunakan dana hasil IPO. Adapun, HGII menawarkan 1,30 miliar saham biasa atau 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp25. Berdasarkan data dari penjamin pelaksana emisi efek, PT OCBC Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas, terdapat kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 77 kali dalam aksi penarawan umum perdananya.

Dengan harga penawaran Rp200 per saham, nilai penawaran umum HGII berjumlah Rp260 miliar. "Dana IPO sebesar Rp260 miliar akan digunakan untuk pembangunan PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW di Sumatra Utara," ujar Robin.

Dari sisi kinerja keuangan, HGII membukukan laba bersih sebesar Rp26,3 miliar per 30 Juni 2024, naik 22,3 persen (YoY) dari Rp21,5 miliar. Ekuitas HGII berjumlah Rp469,57 miliar atau tumbuh 3,6 persen (YoY). Sementara aset HGII berjumlah Rp727,9 miliar.

Lebih lanjut, HGII juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional. Rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) HGII selama periode 2021-2023 sebesar 25,9 persen per tahun.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.