MARKET

Taktik Emiten Telekomunikasi Antisipasi Perlambatan Paruh II

Bagaimana prospek para emiten telekomunikasi?

Taktik Emiten Telekomunikasi Antisipasi Perlambatan Paruh IIANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa
23 September 2024

Fortune Recap

  • TLKM
  • Target harga: Rp4.250.
  • P/E: 12,8 kali (2024).
  • P/BV: 2,2 kali (2024).
  • ROE: 17,9 persen (2025).
  • ISAT
  • Target harga: Rp13.300.
  • P/E: 16,5 kali (2024).
  • P/BV: 2,6 kali (2024).
  • ROE: 17,7 persen (2025).
  • EXCL
  • Target harga: Rp3.300.
  • P/E: 14,4 kali (2024).
  • P/BV:
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah proyeksi pertumbuhan industri telekomunikasi yang stagnan secara konvensional pada semester II, bagaimana strategi bisnis dan prospek para emiten telekomunikasi?

BRI Danareks Sekuritas memprediksi periode menantang dari segi pertumbuhan pelanggan pada paruh II 2024. "Namun, kami percaya perusahaan telekomunikasi masih memiliki daya ungkit dan kelincahan untuk menyesuaikan taktik pertumbuhan mereka dalam jangka pendek," jelas Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dalam risetnya, dikutip Senin (23/9).

Lantas, bagaimana taktik masing-masing para emiten telekomunikasi mengantisipasi kondisi tersebut?

Untuk PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), BRI Danareksa Sekuritas menilai, perseroan berpeluang menahan langkah ekspansi agresif karena hal itu dapat menarik pengguna kelas bawah. Jika itu terjadi, maka ada risiko penurunan ARPU atau rata-rata pendapatan per pengguna, sehingga akan berdampak terhadap profitabilitas dan margin.

"Oleh karena itu, kami berharap TSEL akan memoderasi upayanya dalam akuisisi pelanggan, sebagaimana dibuktikan dengan pengurangan promosi TSEL Lite. Selain itu, TSEL telah menghapus penawaran di bawah kuota 10GB 30 hari dalam paket SAKTI/Combo SAKTI untuk mengurangi risiko penurunan penjualan," jelas Niko.

Di sisi lain, Indosat Ooredo Hutchison menawarkan banyak promo melalui aplikasi, dengan rata-rata 15 penawaran per langganan. Itu bertujuan untuk meningkatkan prospek ARPU, yang berpeluang mendongkraknya menjadi Rp55.000. Sementara itu, rata-rata ARPU dari saluran pembelian lain diperkirakan berjumlah Rp30.000.

BRI Danareksa Sekuritas juga mencatat, "Bersamaan dengan itu, IOH mendorong pertumbuhan dengan menawarkan paket perdana eSIM seharga Rp25.000 per 4 GB, dengan eSIM tersedia secara daring."

Bagaimana dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL)? Perseroan mengonfirmasi sudah ada kenaikan harga rata-rata nasional sebesar 5 persen pada paket-paketnya.

Pada kuartal II lalu, EXCL membukukan kenaikan 900.000 pelanggan. "Namun kami perkirakan masih butuh waktu untuk mematangkan monetisasi pada pertumbuhan tersebut," kata Niko dan tim risetnya. 

Di paruh II ini, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan kenaikan harga paket XL akan dilakukan secara selektif.

Berikut ini proyeksi BRI Danareksa Sekuritas untuk ketiga saham emiten telekomunikasi tersebut:

  • TLKM

- Target harga: Rp4.250.

- P/E: 12,8 kali (2024).

- P/BV: 2,2 kali (2024).

- ROE: 17,9 persen (2025).

  • ISAT

- Target harga: Rp13.300.

- P/E: 16,5 kali (2024).

- P/BV: 2,6 kali (2024).

- ROE: 17,7 persen (2025).

  • EXCL

- Target harga: Rp3.300.

- P/E: 14,4 kali (2024).

- P/BV: 1,1 kali (2024).

- ROE: 8,6 persen (2025).

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.