Petrosea (PTRO) Catat Rekor Kontrak Rp64,3 Triliun Sepanjang 2024
Menjadi yang tertinggi sepanjang Petrosea berkiprah.
![Petrosea (PTRO) Catat Rekor Kontrak Rp64,3 Triliun Sepanjang 2024](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20250210%2Fprofil-perusahaan-petroesea-8afaec38b07b747d89aa8794fc61bf96-d66558eea61f091c5b3b426b29b7aba0.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- PT Petrosea Tbk berhasil membukukan backlog Rp64,3 triliun, rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
- Petrosea memperoleh kontrak baru dengan nilai total Rp24,8 triliun dari beberapa perjanjian jasa pertambangan dan proyek konstruksi lainnya.
- Pemecahan saham 1:10 pada Januari 2025 meningkatkan likuiditas saham dan jumlah pemegang saham hingga 49.796 investor.
Jakarta, FORTUNE – Sepanjang 2024 PT Petrosea Tbk (PTRO) berhasil membukukan total nilai perolehan kontrak (backlog) Rp64,3 triliun. Capaian yang tumbuh signifikan dari tahun-tahun sebelumnya tersebut menjadi rekor nilai tertinggi sepanjang perusahaan itu berkiprah pada sektor pertambangan dan konstruksi.
Beberapa kontrak baru yang berhasil diperoleh adalah perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima dengan durasi life of mine dan nilai kontrak mencapai Rp17,4 triliun.
Selain itu, Petrosea juga telah menandatangani perjanjian onshore early works engineering, procurement, and construction (EPC) untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak Rp4,6 triliun dan jangka waktu 24 bulan. Selain itu, ada pula perjanjian pengadaan dan konstruksi tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk yang nilai kontraknya Rp2,8 triliun dan jangka waktu 24 bulan.
Aksi korporasi melalui pemecahan saham (stock split) perseroan dengan rasio 1:10 pada awal Januari 2025 juga menjadi katalis penting dalam dua hal: meningkatkan likuiditas saham dan jumlah pemegang saham, dari sebelumnya 12.883 investor pada akhir 2024 menjadi 49.796 investor pada akhir Januari 2025.
Dari jumlah pemegang saham tersebut, pemegang saham institusi bertambah dari 195 menjadi 284, dan pemegang saham perorangan bertambah dari 12.688 menjadi 49.512. Pemegang saham asing pun bertambah dari 109 menjadi 125.
Pada Mei dan Juni 2024, Petrosea telah menjual seluruh saham treasury kepada publik. Jumlah saham free float perusahaan mencapai 27,25 persen pada 31 Januari 2025.
“Dibekali keahlian dengan rekam jejak lebih dari lima dekade di industri ini, Petrosea berada dalam posisi yang kuat untuk merealisasikan strategi bisnisnya dan memberikan nilai tambah kepada para investor kami yang beragam,” ujar Chief Investment Officer PT Petrosea Tbk, Kartika Hendrawan, dalam keterangannya, Kamis (13/2).
Lebih lanjut, kesuksesan penggalangan dana guna mendukung ekspansi dan aksi korporasi melalui obligasi, sukuk dan fasilitas bank mencapai lebih dari Rp12 triliun.
Petrosea berhasil menyelesaikan penawaran umum berkelanjutan atas obligasi berkelanjutan I tahap I-2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I tahap I-2024 senilai Rp1,5 triliun. Penawaran itu mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) di Bursa Efek Indonesia sejak 16 Desember 2024.
Perseroan juga telah mendapatkan berbagai dukungan pendanaan dari sejumlah bank, seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan total nilai fasilitas Rp11,1 triliun.
“Pendanaan perbankan yang diperoleh tersebut digunakan untuk mendukung belanja modal dan investasi peralatan pertambangan termasuk memperkuat modal kerja,” kata Kartika.