Jakarta, FORTUNE - Kreator Konten kini menjadi profesi yang dilakukan banyak orang, khususnya generasi muda, karena kebebasannya. Namun, hal ini tidak serta merta membuat profesi ini lepas dari tantangan kesalahan yang sering dilakukan.
Banyak kreator yang melakukan kesalahan, sehingga konten mereka gagal menarik perhatian audiens.
Mengutip laman tiptip.id, berikut Fortune Indonesia akan mengulas beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan, beserta tips mengatasinya.
1. Konten Tidak Terstruktur dengan Baik
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh kreator konten adalah membuat konten tanpa struktur yang jelas. Misalnya, topik yang terlalu beragam atau tidak konsisten dalam jadwal unggahan. Hal ini menjadikan audiens bingung dengan fokus dari konten yang disajikan.
Maka, untuk mengatasinya kreator harus menentukan tema utama yang sesuai dengan minat atau keahliannya. Jika Anda tertarik pada digital marketing, fokuslah untuk membuat konten yang memberikan solusi seputar topik tersebut.
Selain itu, buatlah jadwal unggahan yang konsisten agar audiens tahu kapan harus menantikan konten baru Anda.
2. Tidak Punya Ciri Khas
Seorang kreator harus memiliki ciri khas yang membedakannya dengan yang lain. Tanpa ciri khas, sulit bagi audiens untuk mengingat atau mengenali identitas kreator.
Maka, sebekum memulai, tentukan elemen unik yang mencerminkan kepribadian Anda, baik itu gaya berbicara, jargon tertentu, atau cara penyampaian.
Sebagai contoh, misalnya Jerome Polin terkenal dengan jargon ‘Mantappu Jiwa’, sementara Kimbab Family akrab dengan sapaan ‘Keluarga Online’. Ciri khas ini akan memperkuat hubungan Anda dengan audiens dan meningkatkan loyalitas mereka.
3. Tidak Memahami Target Audiens
Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah kurangnya pemahaman terhadap target audiens. Kreator yang tidak tahu siapa yang ingin mereka jangkau akan kesulitan mendapatkan interaksi atau engagement.
Untuk memperbaikinya, lakukan riset mendalam tentang audiens Anda. Tanyakan, siapa mereka? Berapa usia mereka? Apa pekerjaan mereka? Dan yang paling penting, apa yang mereka butuhkan?
Dengan memahami audiens secara mendalam, Anda dapat menciptakan konten yang relevan dan menarik perhatian mereka.
4. Cara Penyampaian Kurang Menarik
Penyampaian konten yang kurang efektif, seperti terlalu bertele-tele, berbicara terlalu cepat, atau kurang ekspresif, juga menjadi hambatan dalam menarik perhatian audiens.
Hal ini bisa membuat mereka kehilangan minat sebelum menyelesaikan konten Anda. Maka, lakukan evaluasi berkala terhadap apa yang sudah Anda sampaikan dan bagaimana cara penyampaian Anda.
Tonton kembali konten yang telah diunggah, dan perhatikan apa yang perlu diperbaiki. Latih kemampuan public speaking Anda dan berusaha lebih ekspresif agar pesan yang disampaikan mudah dipahami.
5. Ikut Tren Tanpa Disertai Minat
Banyak kreator pemula yang hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan minat atau keahlian mereka. Akibatnya, konten yang dihasilkan menjadi tidak autentik dan kurang menarik.
Sebagai seorang kreator konten, Anda lebih baik fokus pada hal-hal yang benar-benar dikuasai. Dengan begitu, Anda tidak hanya membuat konten yang berkualitas, tetapi juga tetap termotivasi karena melakukan sesuatu yang Anda sukai.
6. Pakai Judul Konten Kurang Menarik
Judul adalah elemen pertama yang dilihat oleh audiens. Jika judulnya tidak menarik, kemungkinan besar mereka akan melewatkan konten Anda. Oleh karena itu, membuat judul yang menggugah rasa penasaran adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap kreator.
Pelajari bagaimana membuat judul yang menarik dengan memahami apa yang audiens cari. Gunakan kata-kata yang provokatif namun relevan, sehingga audiens merasa terdorong untuk mengeklik dan menonton konten Anda.
Menjadi kreator konten yang sukses membutuhkan perencanaan, strategi, dan pemahaman yang baik tentang audiens. Dengan fokus pada kualitas, konsistensi, dan relevansi, Anda dapat menciptakan konten yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga meninggalkan kesan yang mendalam bagi audiens.