APINDO Ramal Pertumbuhan Ekonomi Nasional 4,8-5,2% di Tahun Depan

Pemilu justru jadi peluang mendongkrak konsumsi di 2024.

APINDO Ramal Pertumbuhan Ekonomi Nasional 4,8-5,2% di Tahun Depan
Shinta Widjaja Kamdani
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi berada di kisaran 4,80-5,20 persen pada tahun depan.
  • APBN diperkirakan jadi pendorong signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di 2024 melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis.
  • Sektor pariwisata diprediksi dapat berkontribusi 4,5 persen dari PDB nasional di tahun 2024.

Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ada di kisaran 4,80-5,20 persen pada tahun depan.

Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan bahwa proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang berada di bawah 5 persen ini disebabkan faktor tren perlambatan ekonomi global, kondisi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.

“Suku bunga kredit di Indonesia yang tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (22/12).

Adapun sektor yang berkontribusi besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Tanah Air, menurut Shinta, masih akan didominasi sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi. Masing-masing diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10 persen porsi distribusi pada PDB tahun 2024.

“Sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5 persen dari PDB nasional, seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara,” ujar Shinta.

Realisasi APBN diperkirakan jadi pendorong siginfikan bagi pertumbuhan ekonomi di 2024. Melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis, APBN dapat menjadi instrumen penting memicu investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja.

Pemilu jadi peluang

Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Menjelang pemilihan umum serentak yang akan berlangsung pada Februari 2024, Shinta menilai pesta demokrasi ini justru bisa jadi daya dongkrak bagi konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di 2024. Namun, angka tersebut bisa dicapai apabila stabilitas politik dan ekonomi tetap terjaga, dan tidak menimbulkan konflik yang masif.

Meski begitu, tahun politik masih berdampak pada investasi yang diperkirakan stagnan, bahkan melemah. “Investasi asing belum dapat diharapkan menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi karena investor cenderung wait and see untuk melakukan keputusan investasi di tahun politik,” kata Shinta.

Secara umum, Shinta juga mencatat bahwa investasi dan kinerja ekspor tahun 2024 diperkirakan kurang baik karena pelemahan realisasi investasi di tahun politik, penurunan perkembangan ekspor, perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.

Tantangan

Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Pixabay/ooceey)

Terkait  inflasi, Shinta mengatakan terjaga di kisaran 3,0 persen, sementara nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan berada di kisaran Rp15.100-Rp15.600 per dolar AS.

Hal ini berdasarkanpada perkiraan inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang berfokus pada pro-stabilitas pada 2024. Namun, tren tingginya suku bunga acuan dalam jangka waktu yang lama, menurut Shinta, akan mengakibatkan tergerusnya nilai tukar hingga di atas Rp15,500.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi misalnya terkait total saving (tabungan bruto) hanya 39 persen dari PDB, dan total kapitalisasi pasar modal hanya 49 persen dari PDB. Dengan Investment Capital Output Ratio (ICOR) yang tinggi di angka 7,6 pertumbuhan ekonomi yang jauh melampaui 5 persen tidak akan dapat tercapai.

Agenda strategis

Dok. Pribadi

Shinta juga menyebutkan sejumlah agenda strategis 2024 yang perlu mendapat prioritas, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi, seperti memastikan kesuksesan penyelenggaraan pemilu, konsistensi reformasi struktural, pengendalian inflasi, hilirisasi, pengembangan SDM dan perlindungan ketenagakerjaan, serta penguatan ekosistem UKM.

Agenda strategis lainnya adalah melakukan langkah antisipasi hoax yang merugikan perekonomian dan pekerja, dan evaluasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE). "Serta memastikan implementasi lima rekomendasi utama yang terangkum dalam Roadmap Perekonomian Apindo,” katanya.

Adapun lima rekomendasi yang terangkum dalam Roadmap Perekonomian Apindo, antara lain:

  1. Perbaikan kepastian hukum dan kebijakan serta kelembagaan, dan koordinasi dalam implementasi kebijakan.
  2. Kebijakan terkait peran teknologi dan SDM untuk mendukung produktivitas yang diperlukan untuk transformasi ekonomi.
  3. Kebijakan industri, perdagangan, investasi dan persaingan yang sehat (level playing field).
  4. Adopsi konsep berkelanjutan yang mengharuskan perusahaan memenuhi standar ESG dalam industri hijau.
  5. Perbaikan infrastruktur terkait transportasi, konektivitas dan logistik, transisi sektor energi dan prasarana digital yang efisien dan efektif

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya