Jakarta, FORTUNE – Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa keberadaan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di kawasan Pelabuhan Benoa, Bali, bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) hingga 1,5 kali lipat.
Selain kunjungan wisman, pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pun bisa meningkat dua kali lipat. "Dengan penyelesaian ini nantinya akan bisa menciptakan ekosistem pariwisata di Bali dan juga berpotensi menghasilkan multiplier effect yang berkontribusi pada PDRB Bali sampai dengan 2,7 kali,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (12/5).
BMTH merupakan proyek strategis nasional yang dikelola oleh Pelindo, yang mengintegrasikan sektor pariwisata, transportasi, sampai hiburan di Bali. Hal ini diyakini bisa menciptakan efek berganda bagi perekonomian regional, bahkan nasional.
Menurut Erick, efek berganda ini sudah terbukti sejak 2023, di mana Pelabuhan Benoa jadi daya tarik penting bagi wisman, karena fasilitas sandar bagi kapal pesiar internasional (cruise). Terdapat 48 cruise yang bersandar dan mencatatkan 77 ribu orang lebih arus penumpang.
"Ini merupakan potensi bagus. Tahun ini dengan berbagai penambahan kapasitas yang ada di BMTH kami yakin jumlahnya akan meningkat," katanya.
Peningkatan daya tampung
Erick mengatakan, BMTH memiliki daya tampung sampai 400 kapal wisata (yacht) dan empat atau lima kapal pesiar. Hal ini akan menjadi potensi tersendiri bagi transportasi laut di Bali, mengingat selama ini gerbang pariwisata internasional langsung hanya dari jalur penerbangan saja.
Kapal-kapal wisata dari kawasan Asia Tenggara juga ditargetkan datang ke lokasi tersebut, bahkan kapal asing dari Australia dan Eropa bisa singgah untuk berkeliling di wilayah Indonesia Timur melalui BMTH. “Jadi, nanti ada titik-titik untuk kapal pesiar. Sayang kalau Indonesia hanya dilewatkan saja dari Australia lewat ke Singapura,” kata Erick.
Proses pengerjaan
Erick mengatakan, progres pengerjaan proyek BMTH saat ini mencapai 93 persen sehingga diperkirakan akan beroperasi secara resmi pada Oktober 2024. Proyek hasil patungan dari BUMN dan pemerintah pusat itu saat ini sedang mempercepat pembangunan konstruksi, salah satunya jalan yang ditargetkan akan selesai pada September 2024.
Meski akan mulai beroperasi pada Oktober 2024, untuk bisa menyamai pelabuhan besar seperti New York, Sydney, atau London, Erick mengatakan bahwa BMTH butuh waktu lebih lama lagi, kira-kira sampai 2027.
“Investasinya Rp3 triliun lebih, artinya kami mengharapkan kelipatan lima hingga 10 kali lipat,” katanya.
Potensi kerja sama
Pelindo mengatakan, terdapat satu operator kapal pesiar internasional yang berminat menjadikan Pelabuhan Benoa untuk menjadi home port atau rumah sandar. Namun, hal ini masih dalam proses komunikasi yang intensif, sehingga namanya belum bisa disampaikan ke publik.
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, mengatakan bahwa dengan menjadi home port, maka para penumpang akan mengawali dan mengakhiri perjalanan pesiar di Pelabuhan Benoa, setelah berkeliling ke sejumlah destinasi. Bila terjadi, maka pihaknya harus mempersiapkan satu sampai dua terminal khusus untuk kerja sama home port.
Sementara itu, saat ini ada empat sampai lima terminal kapal pesiar yang disiapkan. “Tiga (terminal) sisanya itu untuk publik, artinya ada satu operator kapal pesiar menjadikan homebase-nya di sini tapi yang lain tetap bisa masuk,” ujar Arif.