5 Etika Kerja yang Wajib Dimiliki Untuk Mendukung Kinerja di Kantor

Etika kerja yang baik buat Anda lebih nyaman di kantor.

5 Etika Kerja yang Wajib Dimiliki Untuk Mendukung Kinerja di Kantor
(pexels.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNEEtika Kerja merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam organisasi perusahaan. Hal ini mengacu pada sikap seseorang dalam mempertahankan nilai-nilai baik di lingkungan kerja.

Etika kerja juga mencakup cara seseorang melakukan tugas pekerjaannya, cara berinteraksi dengan rekan kerja, dan cara berkomunikasi.

Walaupun tidak ada tolok ukur yang pasti, namun hal ini bisa menjadi pendukung bagi Anda untuk beradaptasi di lingkungan kerja. Bahkan, menjadi salah satu kelengkapan yang Anda butuhkan sebagai seorang profesional.

Meski sudah lama berada dalam lingkungan kerja, persoalan etika tetap saja jadi hal yang menantang. Salah satu keuntungan bagi Anda ketika menerapkan etika kerja yang baik adalah dapat menjalani hubungan yang sehat dengan kolega dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Dengan lingkungan kerja yang positif, Anda pun bisa bekerja dengan lebih nyaman dan berdampak pada Kinerja perusahaan tempat Anda bekerja.

Untuk itu, Jobstreet mengungkapkan sejumlah etika kerja yang baik di dunia kerja. Berikut ulasannya. 

1. Menghargai batasan orang lain

Kantor adalah ruang bersama, namun hal ini tidak berarti barang-barang pribadi menjadi milik bersama.

Hal ini bisa diterapkan untuk sejumlah barang, seperti komputer, buku, alat tulis, atau bahkan makanan milik rekan kerja Anda. Meski hal ini terkesan mendasar, namun sikap ini menunjukkan bahwa Anda menghargai batasan dan barang pribadi milik rekan kerja Anda.

2. Tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan

Pintar membagi waktu untuk urusan pekerjaan dan urusan pribadi wajib diketahui setiap karyawan. Dengan memisahkan keduanya di lingkungan kerja, Anda telah melakukan etika kerja yang baik.

Jika Anda sedang mengalami masalah di luar pekerjaan, seperti di rumah atau di pertemanan, sebaiknya Anda tidak terlalu sering membahasnya di kantor, apalagi jika Anda sekantor dengan pasangan atau teman Anda.

Usahakanlah untuk meregulasi emosi ketika bekerja. Kalau sekiranya Anda butuh pengertian dari atasan karena sedang menghadapi masalah, Anda bisa mengatur waktu untuk berdiskusi dan mencari jalan tengah agar pekerjaan tetap terselesaikan.

Selain itu, hindari juga menghabiskan waktu terlalu banyak untuk kepentingan pribadi, seperti untuk makan siang atau berbelanja online.

3. Menghargai peraturan perusahaan

Salah satu bentuk etika kerja adalah mematuhi peraturan-peraturan di perusahaan. Biasanya, perusahaan juga mengharapkan karyawannya menghargai peraturan tersebut dan menjalankannya, salah satunya adalah jam kerja.

Perusahaan seringkali melihat waktu sebagai ‘uang’. Oleh sebab itu, kebiasaan datang terlambat saat masuk kantor atau setelah istirahat akan membuat Anda dilihat sebagai orang yang tidak menghargai waktu, baik oleh atasan maupun rekan kerja. Datang ke kantor tepat waktu untuk rapat dan masuk kantor pagi menunjukkan Anda telah bersikap profesional.

4. Fokus pada pekerjaan

Terlalu lama ngobrol dan bercengkrama sampai akhirnya lupa waktu dan tidak mengerjakan tugas bisa mempersulit pekerjaan tim.

Selain itu, fokus pada pekerjaan berarti juga tidak mencampuri pekerjaan orang lain tanpa diminta. Walaupun Anda merasa ingin membantu, terkadang bisa jadi orang tersebut justru merasa risih. Kerja sama dan kolaborasi penting, tetapi hanya jika dibutuhkan.

Komunikasikanlah dengan rekan kerja Anda tentang apa saja yang dapat Anda lakukan untuk menjalin hubungan kerja sama yang lancar. Pembagian tugas yang jelas akan mempermudah sistem kinerja, dan juga memastikan Anda tidak mengganggu pekerjaan orang lain.

5. Tidak bersikap negatif

Selalu berusaha positif juga bagian dari menerapkan etika kerja yang baik. Sifat pesimis dan tidak bersemangat adalah sesuatu yang menular. Jika Anda selalu merendahkan pandangan orang lain, memikirkan hal yang buruk, dan tidak pernah melihat hal yang baik di lingkungan kerja, rekan kerja Anda yang lain bisa merasakan energi itu, dan menjadi tidak nyaman, bahkan jadi ikut merasa buruk.

Mengantisipasi kekurangan dalam perencanaan adalah hal yang baik karena Anda dapat mencari solusinya. Menganggap semua hal buruk dan hanya melihat sisi negatif tentunya tidak membantu keadaan.

Jika Anda merasa ada yang bisa diperbaiki di dalam tim, segera sampaikan dan diskusikanlah bersama atasan dan rekan kerja. Bahkan, akan lebih baik lagi jika Anda juga membawa solusi untuk ditawarkan. Namun, yang juga perlu diingat tetap mendengar dan menghargai pendapat mereka.

Demikianlah beberapa etika pekerjaan yang bisa Anda terapkan untuk bisa lebih profesional dan mendukung kinerja Anda di kantor. Semoga bermanfaat.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Sektor Berpotensi Tuah Manfaat Program Prabowo-Gibran
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga