Jakarta, FORTUNE - Indonesia Investment Authority (INA) dan Granite Asia sepakati Perjanjian Kerangka Investasi (Investment Framework Agreement/IFA) soal percepatan transformasi Digital dan ekosistem teknologi di Indonesia senilai US$1,2 miliar atau Rp18,93 triliun (kurs Rp15.777,49 per US$).
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengatakan Granite Asia layak menjadi mitra karena rekam jejak selama 24 tahun di sektor investasi teknologi. “Kemitraan ini membuat kami dapat memperkenalkan teknologi transformatif ke Indonesia, memfasilitasi transformasi digital di sektor-sektor utama, dan memperkuat ekosistem teknologi yang lebih luas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/11).
Investasi tersebut di antaranya mencakup bentuk ekuitas dan hybrid capital solutions, dengan fokus utama pada pelaku usaha di Indonesia serta pelaku usaha yang mempunyai keterkaitan (nexus) dengan Indonesia–baik melalui kegiatan operasional yang sudah ada atau memperkenalkan teknologi yang bermanfaat bagi pasar dalam negeri dalam jangka panjang.
Dengan cakupan ini, kerja tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan melebihi pinjaman bank konvensional, khususnya bagi perusahaan berbasis teknologi yang memerlukan modal yang fleksibel serta bagi bisnis tradisional yang tengah menjalani transformasi teknologi demi pertumbuhan berkelanjutan.
“Kami berupaya untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan Indonesia dengan menghadirkan inovasi global terbaik yang akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi jangka panjang negara ini,” ujar Ridha.
Kesempatan baik
Senior Managing Partner Granite Asia, Jenny Lee, menambahkan kolaborasi dengan INA jadi kesempatan unik bagi Granite Asia untuk memadukan keahlian dalam investasi teknologi dengan wawasan lokal dan visi strategis INA untuk Indonesia.
“Kami melihat potensi besar dalam ekonomi dan ekosistem teknologi Indonesia yang berkembang pesat, dan sangat antusias dalam bermitra dengan INA untuk membantu mempercepat transformasi ini,” kata Jenny.
Menurutnya, dengan skema yang disepakati, Granite Asia bisa menawarkan pendanaan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan beragam bisnis di berbagai tahap perjalanan teknologi perusahaan.
“Kami akan mendorong inovasi, mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, mengoptimalkan potensi nilai jangka panjang bagi perekonomian Indonesia, serta membantu memposisikan negara ini sebagai pemimpin di masa depan berbasis teknologi regional,” ujar Jenny.
Granite Asia adalah platform investasi alternatif multi-aset global yang berkantor pusat di Singapura. Perusahaan ini fokus pada investasi di wilayah Asia Pasifik dengan Assets Under Management (AUM) senilai US$5 miliar dan portofolio investasi di 48 perusahaan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar.