Indonesia Tawarkan Solusi Investasi Percepatan Transisi Energi ASEAN

Negara-negara ASEAN butuh pembiayaan sekitar US$29 triliun

Indonesia Tawarkan Solusi Investasi Percepatan Transisi Energi ASEAN
Ilustrasi ekosistem EBT. (Pixabay/Akitada31)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menawarkan beberapa solusi dalam menggaet investasi dan mempercepat transisi energi di negara Asia Tenggara (ASEAN).

Berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Nasional (IRENA), negara-negara ASEAN butuh pembiayaan sekitar US$29 triliun sampai 2050 dengan skema 100 persen energi terbarukan. “Pembiayaan energi berkelanjutan sangat dibutuhkan dan ini bisa dicapai melalui pendanaan campuran, kerja sama pemerintah dan badan usaha (PPP), serta pendanaan internasional,” ujarnya seperti dikutip dari Antaranews, Rabu (23/8).

Pendanaan ini  menurutnya dapat digunakan untuk pembangunan pembangkit energi terbarukan; transmisi distribusi nasional dan internasional; penyimpanan pasokan bahan bakar minyak nabati; elektrifikasi; mobil listrik dan stasiun pengisian listriknya; serta biaya tenaga kerja, termasuk operasionalnya.

Kemitraan dengan swasta

Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (Tangkapan layar Kementerian ESDM)

Sadar akan kebutuhan dana yang besar, pembiayaan ini menurutnya tak bisa hanya dipenuhi dari pemerintah, tetapi juga membutuhkan kemitraan dengan sektor swasta serta industri. Untuk itu, pemerintah bisa mendukung dengan menyiapkan insentif, kerangka kebijakan, sampai prosedur investasi yang transparan.

Arifin mengatakan, negara-negara ASEAN sudah bersepakat soal pentingnya pengembangan energi berkelanjutan dan keamanan energi dalam rangka menangani perubahan iklim, dan upaya ini dilakukan dalam pembangunan energi terbarukan hingga peta jangka panjang teknologi ramah lingkungan.

“Saya yakin penguatan kemitraan di antara negara-negara ASEAN juga di antara pemerintah dan industri akan meningkatkan keamanan energi dan pembangunan energi bersih terhadap netralitas karbon,” ujarnya.

CCS/CCUS

Ilustrasi teknologi CCS/CCUS. (ccs-coe.fttm.itb.ac.id)

Arifin juga menyampaikan bahwa transisi energi memerlukan teknologi energi bersih dan rendah karbon, yang salah satunya diterapkan melalui carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS). Indonesia punya potensi sekitar 12 juta ton CO@ untuk CCS/CCUS dan kini ada 15 proyek yang tengah dikaji bersama perusahaan minyak dan gas.

Menteri ESDM menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2/2023 tentang CCS/CCUS pada Kegiatan Hulu Migas. Hal ini diupayakan untuk mendukung kinerja sektor hulu migas yang rendah emisi karbon, namun tetap memiliki produksi yang meningkat.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina