Luhut Bertemu Menkeu AS Bahas Dana Transisi Energi Hingga IRA
Dalam kemitraan ini, Indonesia dijanjikan dana US$20 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Jannet Yellen, untuk membahas perkembangan kerja sama Kemitraan Transisi Energi Indonesia yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP) antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Pertemuan tersebut juga membahas tentang Undang-undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA), serta peluang kerja sama strategis pada sektor mineral kritis dan energi. Dalam sektor mineral kritis, Indonesia memiliki potensi cadangan mineral kritis terbesar dunia untuk bahan baku baterai hingga kendaraan listrik.
“Saya berharap agar kerja sama di bidang ini dapat semakin diperkuat dengan dukungan dari Amerika Serikat. Dalam memajukan teknologi baterai dan kendaraan listrik, Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan menghadapi perubahan iklim," ujar Luhut dalam keterangan pers yang dikutip Selasa (8/8).
JETP merupakan sebuah kemitraan global yang disepakati oleh para pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 2022. Hal ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi yang adil menuju keberlanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Dalam kemitraan ini, Indonesia dijanjikan dana US$20 miliar atau setara Rp300 triliun untuk melakukan transisi energi yang bertujuan menekan emisi karbon.
Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU dan pembangunan pembangkit baru berbasis energi terbarukan.
Luhut sempat dibuat geram karena tidak melihat adanya keseriusan dari negara maju untuk merealisasikan dana tersebut. Padahal, pemerintah Indonesia menurutnya telah menyiapkan sejumlah proyek pengembangan energi baru dan terbarukan.
"Pemerintah sudah siap. Nah, tinggal dari mereka. Jadi apakah uangnya ada apa tidak? Coba tanya mereka,” ujar Luhut (24/6).
Kerja sama industri migas
Pertemuan tersebut juga membahas rencana kerja sama strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam sektor energi, khususnya dalam pengembangan aset luar negeri milik PT Pertamina (Persero).
Kedua pihak berharap kerja sama ini akan membawa manfaat yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan berkontribusi pada pengembangan industri minyak dan gas yang berkelanjutan.
Luhut mengungkapkan bahwa pertemuan ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Dalam semangat saling menguntungkan, Indonesia dan Amerika Serikat berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama yang erat dan berkesinambungan dalam berbagai bidang, termasuk energi, perdagangan, dan sumber daya kritis.
Luhut menekankan bahwa pemerintah Indonesia akan terus memberikan dukungan penuh dan memberdayakan sektor-sektor strategis untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi kedua negara dan kawasan.