Jakarta, FORTUNE – Indonesia berhasil menempati peringkat 22 dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) yang dirilis resmi oleh World Economic Forum (WEF). Posisi ini naik sampai sekitar 4,46 persen dari posisi sebelumnya di urutan ke-32.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan capaian ini jangan sampai membuat masyarakat inferior ke negara lain. “Kita sudah di posisi 22 besar dunia, jadi kalau kita di ranking dunia ada 119 negara, kita ini sudah papan atas,” ujarnya dalam weekly brief Kemenparekraf, Senin (27/5).
Indonesia berada di urutan 22 dengan skor 4,46, atau berada di urutan kedua untuk kawasan Asia Tenggara, di bawah Singapura yang mendapat skor 4,76. Posisi ini, menurut Sandiaga, telah mengungguli negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Sementara, secara global, Amerika Serikat (AS) menempati posisi pertama dengan skor 5,24, diikuti Spanyol 5,18, Jepang 5,09, Prancis 5,07, dan Australia 5,00.
“Kali ini kami menargetkan hanya masuk posisi 29, tapi kami menuju 20 besar," ujar Sandiaga. “Target Menteri ke depan setelah saya ini harus menaikkan (posisi itu), masuk jadi top 20. Syukur-syukur ke depan nanti kami bisa menjadi top 10.”
Penilaian
Berdasarkan hasil indeks WEF, Indonesia menempati skor tertinggi untuk kategori prioritization of travel & tourism dengan skor 6,03, diikuti safety and security, dan price competitiveness. Meski begitu, untuk kategori tourist services and infrastructure, WEF mencatatkan skor terendah bagi Indonesia dengan indeks 1,90.
Untuk itu, pemerintah akan terus meningkatkan pelayanan melalui investasi di sumber daya manusia (SDM) serta menggenjot pembangunan infrastruktur di daerah pariwisata. "Kalau layanan itu bisa dengan investasi di SDM, tapi kalau infrastruktur harus kami bangun," katanya.
Dampak baik
Sandiaga menuturkan, pariwisata Indonesia berhasil bangkit, dengan menggunakan anggaran yang efektif dan efisien. "Walau dengan anggaran yang efisien, kita bisa berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Saya harapkan kita bisa mendorong terus semangat adaptasi, inovasi, dan kolaborasi ini," katanya.
Selain itu, menurutnya, pencapaian ini membuktikan bahwa program dan kebijakan Kemenparekraf tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Hal ini berdampak langsung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sampai akhirnya mampu menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi di tengah masyarakat.