Jakarta, FORTUNE - Bahan bakar merupakan salah satu elemen vital pada pesawat, yang biasanya tersedia dalam berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan spesifik mesin dan kondisi penerbangan. Salah satu Bahan Bakar Pesawat yang dikenal adalah Avtur, namun produk ini bukan satu-satunya bahan bakar pesawat yang digunakan.
Menurut laman resmi Pertamina, perusahaan produsen minyak Indonesia ini menyediakan Avtur (Jet A-1) dan Avgas 100LL. Kedua jenis bahan bakar ini telah memenuhi standar internasional seperti TSCA, EINECS/ELINCS, dan AICS, memastikan kualitas dan keamanan dalam penggunaannya.
Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis bahan bakar pesawat, berikut adalah penjelasannya disertai perbedaan penggunaannya.
Avgas (Aviation Gasoline)
Avgas adalah bahan bakar untuk pesawat yang menggunakan mesin piston. Bahan bakar ini diolah dari gasoline atau bensin dengan penyesuaian pada volatilitas, titik beku, titik didih, dan flash point.
Avgas umumnya digunakan pada pesawat ringan dan helikopter kecil. Beberapa jenis Avgas yang umum adalah:
- Avgas 100: Memiliki nilai oktan tinggi dengan tambahan zat aditif timbal (lead) dan berwarna hijau.
- Avgas 100LL (Low Lead): Mengandung timbal lebih rendah dibandingkan Avgas 100. Warna bahan bakar ini adalah biru.
- Avgas 82UL: Tidak mengandung timbal dan dirancang untuk mesin dengan rasio kompresi rendah. Bahan bakar ini berwarna ungu.
Sebagai informasi, Avgas berbeda dari Mogas (Motor Gasoline), yang digunakan untuk kendaraan darat seperti mobil dan sepeda motor.
Avtur (Aviation Turbine Fuel)
Avtur, juga dikenal sebagai Aviation Kerosene, digunakan untuk pesawat dengan mesin turbin atau jet. Avtur diperoleh dari pengolahan minyak tanah dengan standar kebersihan dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan minyak tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Avtur memiliki berbagai varian, seperti:
- Jet A-1: Jet A-1 adalah avtur yang paling banyak digunakan untuk penerbangan komersial. Memiliki titik beku hingga -47°C, bahan bakar ini ideal untuk penerbangan pada ketinggian 30.000–40.000 kaki, di mana suhu udara bisa mencapai -45°C.
- Jet A: Jet A memiliki karakteristik serupa dengan Jet A-1, tetapi dengan titik beku yang lebih tinggi (-40°C). Jenis ini digunakan pada pesawat dengan ketinggian terbang rendah, seperti pesawat latih.
- Jet B: Bahan bakar ini cocok untuk wilayah dengan suhu ekstrem, seperti Amerika Utara dan Eropa bagian utara. Jet B memiliki flammability tinggi, sehingga memerlukan penanganan khusus.
- Avtur untuk Militer: Avtur untuk kebutuhan militer diberi kode JP (Jet Propellant), seperti JP-4, versi militer dari Jet B dengan titik beku rendah; JP-5, berwarna kuning dengan titik beku -46°C, banyak digunakan oleh NATO; JP-8, versi militer dari Jet A-1, umum digunakan di berbagai negara.
Avtur Ramah Lingkungan (SAF)
Avtur ramah lingkungan adalah jenis bahan bakar yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan polutan lainnya yang dihasilkan oleh pesawat terbang. Ada beberapa jenis avtur ramah lingkungan, termasuk bioavtur yang berasal dari bahan baku biologis seperti minyak nabati atau limbah organik, serta avtur sintetik yang dibuat dari proses kimia yang ramah lingkungan:
- Bioavtur: Bahan bakar yang dihasilkan dari sumber daya hayati seperti minyak nabati, lemak hewan, atau limbah biomassa. Proses produksinya melibatkan konversi bahan baku ini menjadi molekul bahan bakar yang mirip dengan avtur konvensional, sehingga dapat digunakan dalam mesin pesawat tanpa modifikasi besar.
- Avtur Sintetik: Dibuat melalui proses kimia yang menggunakan bahan baku seperti gas alam atau karbon dioksida yang diambil dari atmosfer. Salah satu teknologi yang digunakan adalah Fischer-Tropsch, yang mengubah bahan baku ini menjadi hidrokarbon cair yang kemudian dapat diolah menjadi avtur.
Jenis bahan bakar pesawat sangat beragam, bergantung pada jenis mesin dan kebutuhan penerbangan. Avgas lebih cocok untuk mesin piston pada pesawat ringan, sementara Avtur digunakan pada pesawat bermesin jet.