Kasus Pneumonia Mulai Masuk Indonesia, Dimulai di Jakarta

Pemerintah mulai meningkatkan kewaspadaan.

Kasus Pneumonia Mulai Masuk Indonesia, Dimulai di Jakarta
Ilustrasi anak sakit. (Pixabay/Augusto Ordóñez)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kasus mycoplasma pneumoniae sudah masuk ke Indonesia setelah mewabah di Cina.
  • Pemerintah tengah memverifikasi jumlah kasus, namun WHO menyarankan untuk memperketat surveilance agar lonjakan kasus pneumonia tidak terjadi.
  • Masyarakat tidak perlu panik  dan selalu waspada dengan menggunakan masker dan mencuci tangan, serta segera ke rumah sakit bila gejala batuk pilek atau sesak napas berlanjut.

Jakarta, FORTUNE – Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melaporkan bahwa kasus mycoplasma Pneumoniae sudah masuk ke Indonesia, setelah sebelumnya dilaporkan mewabah di Cina.

Merespon laporan tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah tengah memverifikasi jumlah kasus tersebut. “Pneumonia mycoplasma bukan penyakit baru seperti Covid-19. Penyakit ini (sebelumnya) sudah ada. Dan sudah ada obatnya,” ujarnya kepada media, Senin (4/12).

Siti Nadia mengatakan bahwa sudah ada petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk memperketat surveilance agar lonjakan kasus pneumonia tidak terjadi.

Organisasi kesehatan dunia ini melaporkan bahwa kasus pneumonia kembali meningkat di Cina dan menyerang anak-anak.

Tak perlu khawatir

Dokter dan gadis kecil di rumah sakit. Shutterstock/Africa Studio.

Siti Nadia mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir, namun harus tetap waspada dengan memakai masker apabila sedang sakit influenza, terlebih jika mengalami gejala batuk pilek dan sesak napas. “Kasus sedang banyak, pakai masker di ruang publik dan terapkan cuci tangan,” katanya.

Bila sakit berlanjut, pasien diimbau segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan atau bahkan perawatan. “Bila gejala batuk pilek apalagi tambah sesak, segera ke dokter. Orang tua lebih memperhatikan kalau anak ada gejala sesak, karena anak sering tidak sadar. Lalu, tidak bepergian ke daerah yang ada (kasus) pneumonia,” ujarnya.

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan kenaikan kasus pneumonia yang merebak di negara Tirai Bambu ini disebabkan oleh beberapa patogen saluran pernapasan seperti bakteri Mycoplasma pneumonia, virus influenza, infeksi respiratory syncytial virus (RSV), serta adenovirus. Sampai sekarang, belum ditemukan patogen baru yang bisa menjadi penyebab pneumonia pada anak.

Masih terkendali

Ilustrasi mutasi virus. (Pixabay)

Mengantisipasi penyebaran kasus pneumonia dari Cina, Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan  akan terus  memantau pergerakan pertumbuhan pasien, terutama wisatawan mancanegara (wisman) dari Cina, atau wisatawan Nusantara (wisnus) yang baru berkunjung ke negara tersebut.

Menurutnya, saat ini di Indonesia kasus pneumonia yang terjadi masih terkendali.

Meski begitu, pemantauan ketat tetap dilakukan, bahkan untuk penyakit lainnya. “Saat ini yang tengah dipantau ini, yaitu demam berdarah dengue (DBD). Dan ini didorong dengan kegiatan vaksin,” ujarnya, Selasa (5/12).

Related Topics

Pneumonia

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi