Polusi Udara Ancam Sistem Pernafasan, Perlukah Vaksinasi Pneumonia?
Kasus pneumonia sebabkan 2,5 juta kematian.
Jakarta, FORTUNE - Polusi dan kualitas udara yang buruk menjadi permasalahan serius di kota-kota besar seperti Tangerang Selatan, Surabaya, Palangkaraya, hingga DKI Jakarta.
Jakarta bahkan sempat menempati posisi teratas sebagai wilayah urban paling berpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara 172.
Kondisi tersebut memicu meluasnya sebaran PM 2.5, yakni partikel polutan yang berisiko terhirup dan mengendap pada organ pernapasan dalam jangka waktu lama. Jika dibiarkan, sejumlah penyakit respirasi dengan angka mortalitas tertinggi, termasuk pneumonia, dapat muncul.
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Rumah Sakit Siloam, dr. Allen Widysanto, menjelaskan polusi udara membuat semua orang yang menghirupnya berisiko terjangkit pneumonia hingga dua kali lipat lebih tinggi.
"Ditambah, kondisi komorbid atau perilaku tertentu seperti latar belakang penyakit liver kronis, penyakit paru kronis, merokok atau pecandu alkohol pada orang dewasa berpengaruh meningkatkan risiko terkena pneumonia,” jelas Allen dalam sesi diskusi yang diselenggarakan oleh PT Pfizer Indonesia dengan HXD dan AmCham Indonesia di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers (21/9).
Kasus pneumonia sebabkan 2,5 juta kematian
Khusus pneumonia, data global menunjukkan infeksi saluran pernapasan sekunder ini menyebabkan 2,5 juta kasus kematian di berbagai negara pada 2019.
Bahkan, bagi populasi yang pernah terinfeksi COVID-19, penyakit tersebut semakin rentan menyerang dan memicu gangguan pernapasan akut yang lebih mematikan. Fakta tersebut berlaku untuk semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki penyakit komorbid seperti paru dan jantung kronis, diabetes, asma, hingga perokok aktif.
Penyakit terseut juga rentan menjangkiti para pekerja di perkotaan dan lingkungan industri yang harus berkutat dengan polusi.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Sukamto Koesnoe, menyatakan perlu adanya kebijakan vaksinasi perusahaan, khususnya terkait pneumonia, demi menjaga performa karyawan sekaligus mendorong peningkatan target kesehatan Indonesia yang lebih baik.
Medical Director Pfizer Indonesia, Richard Santoso, menyebut vaksinasi adalah cara yang disarankan untuk melindungi diri dari penyakit ini karena dapat mencegah infeksi dari bakteri pneumokokus pada manusia.
"Pada tingkat akutnya, pneumonia dapat menyebabkan alveoli (kantung udara) di paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah yang menghambat kelancaran bernapas," kata Richard.
Mercer Marsh Benefits menyatakan bahwa berdasarkan perbandingan semester I-2023 dan semester I-2022, kasus pneumonia meningkat 56,9 persen pada dewasa dan 88,1 persen pada anak-anak.