Jakarta, FORTUNE – Kementerian BUMN mencatat, belanja lembaga tersebut terhadap produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari dalam negeri sepanjang tahun lalu mencapai Rp44 triliun.
Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan capaian ini sekaligus menepis anggapan belanja Kementerian BUMN lebih banyak lari ke luar negeri. “Banyak sekali orang bilang ini BUMN-BUMN kalau beli barang kenapa sih harus keluar? (jawabannya) ke UMKM dong,” ujarnya di PT Pegadaian, Rabu (5/6).
Adapun, pada 2022, Kementerian BUMN mencatat total belanja perusahaan negara pada produk UMKM melalui Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM) mencapai lebih dari Rp28 triliun. Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta jajarannya memprioritaskan pembelian produk-produk UMKM, khususnya dari dalam negeri.
Vending Machine UMKM
Arya menuturkan bahwa salah satu upaya konkret yang dilakukan oleh Kementerian BUMN misalnya dengan penggunaan mesin penjual otomatis (Vending Machine) khusus produk UMKM, di setiap kantor BUMN. Mesin tersebut telah terpasang di beberapa titik, seperti kantor pusat BUMN hingga bandara dan stasiun kereta api.
“Ini adalah usahanya Pak Erick Menteri BUMN agar produk teman-teman UMKM bisa langsung dibeli oleh karyawan. Jadi, kalau karyawan kerja pagi pagi atau siang, iseng iseng dari pada keluar (untuk membeli makanan ringan), di sini ada (Vending Machine),” ujar Arya kepada media.
Dengan cara ini, masyarakat–khususnya pegawai Kementerian BUMN–akan lebih mudah untuk menjangkau produk-produk UMKM secara langsung, tanpa harus mengunjungi toko fisik UMKM tersebut atau repot membelinya di e-commerce. “Karena yang dibeli adalah produk UMKM, maka UMKM binaan BUMN tersebut pastikan langsung punya pasar, dan pasti setiap hari dibeli oleh karyawan (BUMN),” katanya.
Terus berkomitmen
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting mengharapkan kualitas dan UMKM dalam negeri semakin meningkat, agar bisa naik kelas dan berdaya saing. “Dukungan BUMN itu nyata dalam tiga hal, di pembinaan dan pelatihan maupun di dukungan pembiayaan dan dukungan pemasaran,” ujarnya.
Menurutnya Kementerian BUMN akan terus melakukan pendampingan atau pembinaan seperti peningkatan kualitas produk. Selain itu, dari sisi pembiayaan, pelaku UMKM bisa mendapatkan modal usaha melalui perbankan maupun non perbankan yang mendukung program TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan).
Dari sisi bantuan pemasaran pihaknya menggelar pameran termasuk jika ada kegiatan ataupun rapat, maka produk-produk UMKM binaan yang mengisi kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini termasuk penyediaan Vending Machine UMKM di sejumlah kantopr BUMN. “Walaupun tidak dijaga oleh PIC secara langsung, secara fisik tapi Vending Machine bisa melayani,” kata Loto.