Erick Taksir Laba BUMN pada 2023 Capai Rp250 Triliun
Terkerek jauh karena restrukturisasi Garuda.
Fortune Recap
<ul>
<li>Menteri BUMN prediksi laba BUMN hingga 2023 mencapai Rp250 triliun, turun dari Rp303 triliun pada tahun sebelumnya.</li>
<li>Laba berasal dari efisiensi belanja nodal dan biaya operasional, termasuk restrukturisasi PT Garuda Indonesia Tbk.</li>
<li>Kontribusi BUMN dalam bentuk dividen tetap optimal meski detailnya masih menunggu hasil audit.</li>
</ul>
Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi laba BUMN hingga akhir 2023 mencapai Rp250 triliun.
Angka tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp303 triliun. Namun, menurut Erick, kondisi tersebut tidak bisa dibandingkan secara proporsional dengan tahun sebelumnya.
Pasalnya, pada 2022, terdapat laba yang berasal dari restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
"Terlepas dari tekanan harga komoditas terus menurun, mungkin total profit itu saya rasa tidak bisa dibandingkan secara apple-to-apple [dengan 2022]. [Dari] Rp303 triliun tahun lalu, Rp50 triliunnya [laba dari] restrukturisasi Garuda. Jadi, di tahun ini, Rp250 triliun mestinya dapat," ujar Erick seperti dikutip Antara, Selasa (19/12).
Erick menjelaskan, sumber laba BUMN pada tahun ini lebih banyak berasal dari efisiensi belanja modal dan biaya operasional, termasuk semua BUMN yang ada di dalam holding seperti PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN.
Dari 13 perusahaan dalam holding Perkebunan, diperkecil menjadi empat perusahaan. Hal tersebut juga terjadi pada PT Angkasa Pura yang sedang dalam proses merger.
"Alangkah indahnya kalau kayak Angkasa Pura. Sekarang negosiasi sudah half done. Mungkin Februari-Maret [2024] jadi satu," kata Erick.
Kontribusi besar BUMN
Dengan perolehan laba Rp250 triliun tersebut, Erick mengatakan kontribusi BUMN kepada negara dalam bentuk dividen dipastikan tetap optimal.
Meski demikian, dia belum bisa memberikan detail BUMN yang memberikan kontribusi dividen, karena angka akhirnya masih menunggu hasil audit.
"Kalau kemarin Bu Sri Mulyani [Menteri Keuangan], terima kasih, buat statement Rp81,1 triliun, padahal waktu itu mestinya enggak sampai segitu. Tahun depan kita coba di Rp84,5 triliun," ujarnya