LinkedIn: Layanan Konsumen Paling Banyak Pekerjakan Lulusan Baru

Lulusan baru perlu adaptasi dengan kebutuhan dan ekspektasi.

LinkedIn: Layanan Konsumen Paling Banyak Pekerjakan Lulusan Baru
Logo LinkedIn. (Pixabay/chan mina)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Jaringan profesional, LinkedIn, merilis laporan dan data terbaru terkait industri yang paling banyak mempekerjakan fresh graduates S1 di 2023, salah satunya sektor layanan Konsumen.

Data LinkedIn mengungkap berbagai pekerjaan teratas untuk profesional dengan kualifikasi pendidikan yang berbeda. Pemegang gelar sarjana dapat mengeksplorasi berbagai profesi seperti Spesialis Pemasaran, Spesialis Administrasi, dan Desainer Grafis.

LinkedIn Career Expert, Serla Rusli, mengatakan bahwa informasi ini akan membantu para pencari kerja untuk menemukan pilihan terbaik di antara berbagai pilihan pekerjaan yang luas. "Memasuki pasar kerja yang ketat memang cukup sulit, terutama di awal perjalanan karier,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (29/5).

Serla  menyebutkan bahwa industri lain yang banyak mempekerjakan lulusan baru mencakup Minyak, Gas, dan Pertambangan; Konstruksi; Pendidikan; serta Layanan Administrasi. Selain itu, calon pekerja dengan gelar Master (S2) memiliki banyak peluang di industri Minyak, Gas, dan Pertambangan serta Jasa Keuangan.

“Tren perekrutan ini mencerminkan pola ekonomi yang lebih luas seperti yang ada di sektor energi. Untuk memperluas wawasan, para pencari kerja harus terus memperkuat skill dan menjalin jaringan dengan para profesional,” kata Serla.

Tetap konsisten

Industri yang paling banyak pekerjakan fresh graduates S1. (dok. LinkedIn)

Kajian LinkedIn juga menunjukkan bahwa tren pengaturan kerja di perusahaan Indonesia tetap konsisten seperti tahun sebelumnya.

Posisi kerja di lokasi untuk tingkat pemula tidak mengalami perubahan signifikan tahun 2023, yaitu sebesar 75,3 persen, dibandingkan dengan 75,4 persen pada tahun sebelumnya. Sementara itu, posisi hybrid juga tetap stabil di angka 24,7 persen, dibandingkan dengan 24,6 persen di tahun sebelumnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun pekerja Indonesia sudah familiar dengan tren kerja hybrid, perusahaan masih memprioritaskan pengaturan kerja penuh di lokasi. Oleh karena itu, lulusan baru perlu beradaptasi dengan kebutuhan dan ekspektasi industri.

“Peningkatan penggunaan AI pun menciptakan lebih banyak peran terkait teknologi di berbagai bidang, mendorong perusahaan untuk mencari profesional dengan latar belakang pendidikan yang beragam,” ujar Serla.

Dengan demikian, LinkedIn mengungkapkan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para pencari kerja: tampilkan skill kepada para perekrut; menunjukkan minat pada peluang kerja baru; mencoba berpikir lebih luas.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024