Microsoft & LinkedIn Ungkap Kekhawatiran Penggunaan AI di Tempat Kerja
Pemimpin perusahaan khawatir ketergantungan AI.
Jakarta, FORTUNE - Microsoft Corp. dan LinkedIn merilis Indeks Tren Kerja 2024 mengenai kondisi Artificial Intelligence (AI) di tempat kerja. Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 31.000 orang di 31 negara. Penelitian juga dilakukan terhadap pelanggan Fortune 500—menunjukkan hanya dalam satu tahun, AI mempengaruhi cara orang bekerja, memimpin, dan merekrut di seluruh dunia.
Tahun 2024 adalah tahun AI dimaksimalkan di tempat kerja. Penggunaan AI generatif di tempat kerja meningkat hampir dua kali lipat dalam enam bulan terakhir. LinkedIn melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah profesional yang menambahkan keterampilan AI ke profil mereka, dan sebagian besar pemimpin mengatakan bahwa mereka tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI.
Pemimpin perusahaan khawatir adanya ketergantungan terhadap AI
Namun, fakta menarik yang ditemukan ialah 61 persen pemimpin di Asia khawatir bahwa perusahaan mereka kekurangan visi akibat AI. Serta, ada kekhawatiran pemimpin perusahaan bahwa bila bergantung pada AI dan ada gangguan teknologi akan berdampak terhadap bisnis mereka.
"Perkembangan AI generatif di tempat kerja sangat luar biasa. Karyawan semakin cepat dan inovatif dalam mengadopsi teknologi ini, bahkan sebelum menunggu arahan dari perusahaan mereka. Para pemimpin perlu lebih terbuka untuk mencoba dengan cepat agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri tempat mereka bekerja," kata Ahmed Mazhari, President of Microsoft Asia melalui keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia di Jakarta, Senin (13/5).
Dari indeks itu juga ditemukan bahwa 84 persen pemimpin di Asia Pasifik percaya bahwa perusahaan mereka perlu mengadopsi AI agar tetap kompetitif. Namun, 79 persen pengguna AI di Asia Pasifikmenggunakan alat AI generatif mereka sendiri ke tempat kerja, sehingga mereka kehilangan manfaat dari penggunaan AI dalam skala besar dan membahayakan data perusahaan. Padahal pemimpin perusahaan dapat memanfaatkan momentum AI ini sebagai investasi untuk jangka panjang.
Bersamaan dengan penelitian ini, Microsoft mengumumkan kemampuan baru dalam Copilot di Microsoft 365, dan LinkedIn membuka lebih dari 50 kursus pembelajaran bagi pelanggan LinkedIn Premium. Hal ini bertujuan untuk membantu para profesional meningkatkan kemampuan mereka dalam AI.