Militer Gabon Kudeta Dinasti yang Sudah Berkuasa Setengah Abad

Dinasti penguasa dianggap tak bisa sejahterakan rakyatnya.

Militer Gabon Kudeta Dinasti yang Sudah Berkuasa Setengah Abad
Ilustrasi catur. (Pixabay/Andrea Toxiri)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Militer Gabon menyatakan kudeta pada Presiden Ali Bongo yang merupakan bagian dari dinasti penguasa. Ali Bongo belum lama ini memenangkan pemilihan Presiden untuk ketiga kalinya di salah satu negara penghasil minyak terbesar di Afrika tersebut.

Namun, militer Gabon membatalkan hasil pemilu, menutup perbatasan ditutup, hingga membubarkan lembaga negara. Dalam beberapa jam, jabatan pemimpin di masa transisi pun jatuh ke tangan Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pengawal presiden, dilansir dari pemberitaan Reuters,

Sesaat sebelum pengumuman kudeta, otoritas pemilu menyatakan Bongo sebagai pemenang dengan perolehan 64,27 persen suara, mengalahkan penantang utamanya, Albert Ondo Ossa dengan perolehan 30,77 persen suara.

Namun, para pejabat Gabon yang menamakan diri mereka ‘The Committee of Transition and the Restoration of Institutions’ menyebut bahwa pemilu yang baru dilakukan itu tidak kredibel. “Negara ini sedang menghadapai krisis kelembagaan, politik, ekonomi, dan sosial yang cukup parah,” katanya seperti ditulis oleh Reuters, Kamis (31/8),

Ratusan orang merayakan intervensi militer di jalan-jalan ibu kota Gabon, Libreville. Sementara PBB, Uni Afrika, dan Prancis, mantan penguasa kolonial Gabon yang menempatkan pasukan di sana, mengutuk kudeta tersebut.

Reaksi dunia internasional

Posisi Gabon di wilayah barat Benua Afrika. (Wikimedia commons)

Kudeta militer yang terjadi di Gabon pun memunculkan sejumlah reaksi dari dunia internasional, yang umumnya kurang setuju. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Uni Afrika mengutuk peristiwa tersebut dan meminta militer untuk menjamin keselamatan Bongo dan keluarganya.

Cina dan Rusia mengatakan bahwa kedua negara tersebut berharap stabilitas dapat segera kembali. Sementara, Amerika Serikat mengatakan situasi ini sangat memprihatinkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Prancis yang memiliki sejumlah kepentingan di Gabon, seperti tambang mangan dan minyak. Gabon dikehatui mampu memproduksi 200.000 barel minyak per harinya. Terjadinya kudeta membuat posisi Prancis di negara tersebut pun membuat situasi semakin tak pasti. “Kami mengutuk kudeta militer dan mengingat kembali komitmen kami terhadap pemilu yang bebas dan transparan,” kata juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran.

Kudeta semacam ini bukan yang pertama kali di wilayah Afrika Barat dan Tengah, sejak 2020, Gabon adalah negara kedelapan yang mengalami kudeta militer, sebelumnya kudeta juga terjadi di Nigeria. Kekuatan militer juga sudah merebut sejumlah kekuasaan di beberapa negara, seperti Mali, Guinea, Burkina Faso, dan Chad. Hal ini pun meningkatkan ketakutan dari negara-negara di luar Afrika, yang memiliki kepentingan strategis di wilayah tersebut.

Sosok kontroversial

Bendera Gabon. (Walpaperflare.com)

Seorang warga Gabon, Jules Lebigui, menyatakan kegembiraannya, karena dinasti Bongo, yang sudah berkuasa di Gabon selama hampir 60 tahun, akhirnya lengser. "Saya melakukan unjuk rasa hari ini karena saya gembira,” kata Jules kepada Reuters.

Ali Bongo merupakan anak dari Omar Bongo yang sebelumnya memerintah di Gabon sejak 1967. Ali sendiri mulai berkuasa sejak 2009, setelah ayahnya wafat. Yang jadi masalah, meski sudah memerintah cukup lama dan menciptakan sebuah dinasti, keluarga Bongo tak memanfaatkan kekayaan minyak yang dimiliki Gabon untuk kesejahteraan 2,3 juta penduduk Gabon.

Sementara itu, sejarawan Prancis dan penulis politik Gabon, François Gaulme, menuliskan bahwa Ali Bongo pada awalnya tak dipandang sebagai kandidiat pemimpin yang mumpuni. "Tetapi pada akhirnya, dia lebih bijaksana daripada yang terlihat. Pertama kali orang melihat dia bisa menjadi serius adalah ketika dia merestrukturisasi tentara," ujar dikutip dari pemberitaan BBC International.

Ali Bongo dianggap sebagai sosok yang berupaya mendiversifikasi perekonomian dan meningkatkan status internasional Gabon dengan agenda lingkungan hidup yang ambisius. Bagi Sebagian orang ia dianggap reformis, namun bagi sebagain lainnya ia hanyalah anak penguasa dinasti yang manja.

Related Topics

KudetaDinastiGabon

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

35 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2024, Penuh Makna!
Meninjau Valuasi Spin-Off Anak Usaha Adaro dan Dampaknya
Adhi Karya Digugat PKPU Gara-Gara Proyek Hambalang
Apakah Uang Rp100 Ribu Bisa investasi? Ini Pilihannya
Mobil BYD Mulai Banyak Terlihat di Jalan, Ini Data Impornya
Tiga Pesan Penting Sidang Kabinet Terakhir Jokowi di IKN