Jakarta, FORTUNE – Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menunjukkan bahwa Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah tenaga kerja terbanyak yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada semester I-2024. Di kota ini, sebanyak 7.469 orang dipecat atau naik 993,56 persen dari catatan semester I-2023.
Salah satu sektor yang berkontribusi pada badai PHK di Jakarta adalah perusahaan teknologi, seperti Tiktok Shop yang baru bergabung dengan Tokopedia, dengan 450 orang yang kena PHK dari sekitar 5.000 karyawannya.
Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia, Nuraini Razak, menyatakan bahwa kebijakan PHK ini diperlukan untuk mendukung strategi pertumbuhan dari perusahaan e-commerce TikTok Shop, yang merupakan anak usaha ByteDance tersebut.
"Kami harus melakukan penyesuaian yang diperlukan pada struktur organisasi bagian dari strategi perusahaan agar dapat terus tumbuh," katanya (14/6).
Selain itu, perusahaan payment gateway, Xendit, juga dikabarkan memangkas sejumlah karyawannya pada awal 2024 dengan alasan penyeimbangan organisasi untuk memaksimalkan ketahanan jangka panjang perusahaan.
Meski tak memerinci jumlah pastinya, namun Managing Director Xendit Indonesia, Mikiko Steven, mengatakan efisiensi tim diperlukan untuk menyelaraskan sumber daya perusahaan dengan strategi bisnis.
"Kami berterima kasih kepada semua anggota tim kami atas kontribusi mereka terhadap kesuksesan dan pertumbuhan kami sepanjang perjalanan kami," ujarnya (22/1).
PHK Lainnya
Selain kedua perusahaan di atas, PHK juga terjadi di perusahaan lain, seperti eFishery, Lazada, sampai dari sektor lainnya semacam PT Bank Commonwealth (PTBC)–baru diakuisisi oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)–dan perusahaan produsen alas kaki PT Sepatu Bata Tbk (BATA) yang menutup fasilitas pabriknya.
Selain nama-nama tadi, banyak juga pelaku industri–seperti tekstil–juga terpaksa menerapkan PHK pada karyawannya.
Hal ini diketahui dari catatan BPJS Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa hingga Mei 2024, klaim Jaminan Hari Tua (JHT) dari sektor tekstil, alas kaki, dan garmen mencapai 12.586 klaim.
“Dengan manfaat nominal yang diberikan sebesar Rp385 miliar," ujar Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, di hadapan DPR pada Juli lalu.
Secara keseluruhan, jumlah tenaga kerja yang mengalami PHK di Indonesia juga mengalami kenaikan dari 26.400 orang pada sementer I-2023 menjadi 32.064 orang pada semester I-2024.
Berdasarkan informasi yang tersedia, provinsi berikutnya yang mencatatkan jumlah PHK terbanyak setelah Jakarta adalah Banten dengan 6.135 orang; Jawa Barat 5.155 orang; Jawa Tengah 4.275 orang; Sulawesi Tengah dengan 1.812 orang; dan Bangka Belitung yang mencatatkan 1.527 orang.
Sementara, provinsi lainnya mencatatkan angka PHK di bawah 1.000 orang hingga semester I-2024.