Jakarta, FORTUNE – TasteAtlas, merilis daftar 150 restoran legendaris di seluruh dunia. Salah satu tempat makan asal Bali,Warung Mak Beng masuk dalam daftar dan menempati posisi ketiga.
Menurut TasteAtlas, Warung Mak Beng memiliki menu unik berupa ikan goreng yang disajikan dengan ajian sambal otentik, pedas, dan kaya rasa. “Keaslian resep Mak Beng yang tak rumit, dipadukan dengan kehangatan lokal tepi pantainya, menawarkan wawasan yang kaya akan masakan tradisional Bali," tulis TasteAtlas, seperti dikutip Selasa (27/6).
Hal lain yang membuat Warung Mak Beng berada di posisi ketiga dari 150 restoran legendaris di seluruh dunia, adalah konsistensi restoran ini pada produk lokal yang segar. Resep keluarga yang terus diturunkan ke generasi berikutnya pun dijaga ketat dan memberikan cita rasa khas, meski tren kuliner terus berkembang dan mengalami perubahan.
TasteAtlas jadi panduan online perjalanan kuliner yang menghadirkan pengalaman makanan tradisional dengan menyusun resep otentik, ulasan kritikus makanan, serta artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer.
Pada posisi ketiga, Warung Mak Beng berada di bawah restoran Figlmuller di Vienna, Italia, pada posisi pertama serta Katz's Delicatessen di kota New York, Amerika Serikat, yang berada pada posisi kedua.
Berikut ulasan tentang Warung Mak Beng dari berbagai sumber.
Perjalanan Warung Mak Beng
Mengutip laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Warung Mak Beng sudah berdiri sejak tahun 1941. Terletak di Jalan Hang Tuah No.45, Sanur, Denpasar, warung ini hanya berjarak kurang lebih 30-45 menit dari Bandar Udara Ngurah Rai. Setiap harinya, restoran ini buka mulai jam 08.00-22.00 WiTa dan jam paling ramai pengunjung adalah 14.00-19.00 WiTa.
Warung Mak Beng memberikan pengalaman kuliner yang berbeda daripada kebanyakan restoran khas Bali yang umumnya menjajakan Nasi Campur atau Lawar. Selama puluhan tahun, Warung Mak Beng konsisten dengan menu andalannya, yakni paket menu yang terdiri dari nasi putih, sup kepala ikan, dan ikan goreng. Hidangan ini disajikan lengkap dengan sambal dan paduan rempah-rempak tradisional Bali.
Setiap harinya, Warung Mak Beng bisa menghabiskan puluhan kilogram ikan laut, seperti Kakap Merah, Janki, atau Cakalang, sebagai bahan utama menu yang disajikan. Harganya pun cukup terjangkau, yakni sekitar Rp55.000 per paketnya. Meski begitu, harga ini belum termasuk dengan minuman.
Menu ikan jadi favorit banyak orang karena kandungan protein yang sehat dan rendah kolesterol. Selain itu, rasa yang otentik menjadi kekuatan Warung Mak Beng untuk bisa bertahan selama puluhan tahun, walau restoran lain bermunculan dan menyuguhkan inovasi masakan yang lebih modern.
Kesederhanaan
Warung Mak Beng semula hanyalah warung tenda sederhana, dan menjadi tempat berkumpulnya para pengendara transportasi umum bemo. Namun, seiring berjalannya waktu, warung ini bertransformasi menjadi bangunan permanen dan menjadikan Warung Mak Beng semakin terkenal di telinga para wisman yang berkunjung ke Bali.
Meski menempati bangunan baru, namun Warung Mak Beng tetap mempertahankan keserhanaannya sebagai warung makan khas Bali. Tempatnya yang tidak terlalu luas, tanpa AC, dan hanya disejukan oleh kipas angin saja. Namun, kesederhanaan ini tidak mengurungkan niat pembeli beramai-ramai datang ke Warung Mak Beng. Selain itu, pelayanan yang ramah dan lama pemesanan yang tidak lebih dari 10 menit menjadi kekuatan restoran legendaris ini.
Komitmen dan konsistensi rasa dari Warung Mak Beng, bahkan diakui oleh TasteAtlas. bertahan dalam ujian waktu, menghindari gimmick yang sedang tren demi menghadirkan hidangan tradisional berkualitas tinggi," tulis media tersebut.
Daya tarik pariwisata
Keberhasilan Warung Mak Beng menembus tiga besar restoran legendaris versi TasteAtlas juga diapresiasi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenparekraf. Posisi ketiga dari 150 restoran legendaris dunia versi TasteAtlas dinilai sebagai satu pencapaian yang bisa memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata internasional.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan bahwa keberadaan Warung Mak Beng dan prestasi yang diraih akan menambah pengalaman menarik bagi para wisman.
"Ini harus kita amplifikasi untuk dikomunikasikan ke pasar, baik wisnus maupun wisman. Karena kita sudah mendapatkan sesuatu, kita tidak hanya mendapatkan ini, tapi bagaimana kita merawat ini, meningkatkan ini, dan ujungnya tentu memberikan dampak ekonomi," katanya seperti dikutip dari YouTube Kemenparekraf, Senin (26/6).