Jakarta, FORTUNE – Meski Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dicabut, hal itu tak serta merta menjadikan Indonesia terbebas dari Covid-19. Virus itu terus bermutasi, dengan varian baru yakni Omicron Subvarian XBB 1.5 atau disebut Kraken.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan subvarian baru ini masuk ke Indonesia melalui warga negara asing (WNA) asal Polandia, yang masuk Indonesia sejak 6 Januari 2023 di Balikpapan. "Tapi yang bersangkutan sudah sempat travel di beberapa tempat," katanya seperti dikutip IDN Times, pada Rabu (25/1).
Budi mengatakan, jenis baru ini memang lebih menular, namun tak berpotensi mematikan. Bahkan, orang yang terinfeksi virus ini kemungkinan mendapat perawatan di rumah sakitnya cukup rendah. “Masyarakat juga harus tahu bahwa varian ini ringan, jadi pastikan boosternya dilaksanakan," katanya.
Berikut beberapa ulasan menarik mengenai virus Kraken dilansir dari beberapa sumber.
Omicron XBB 1.5
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kraken adalah virus Covid-19 Omicron dengan subvarian XBB 1.5. Virus ini pertama kali teridentifikasi para ilmuwan di New York, pada Oktober 2022. Kraken adalah hasil persilangan gen dua versi turunan Omicron XBB sebelumnya, yaitu subvarian BA.2.10.1 dan BA.2.75.
Kedua subvarian ini bisa bertukar gen saat mereka menginfeksi orang pada waktu yang sama. Dari pertukaran itu, virus pun bermutasi dan membuatnya resisten terhadap antibodi pelindung, sampai akhirnya muncul subvarian baru, seperti XBB 1.5.
Ahli virologi komputasional dari Pusat Kanker Fred Hutchinson, Trevor Bedford, menyampaikan bahwa XBB 1.5 punya jumlah reproduksi sekitar 1,6. Artinya, setiap orang yang terinfensi Kraken akan menulari sekitar 1,6 lainnya.
Gejala
Berdasarkan artikel dari Standard, gejala seseorang yang teinfeksi oleh virus Kraken sebenarnya mirip dengan Omicron, seperti berikut ini.
- Tenggorokan gatal
- Nyeri punggung bawah
- Hidup tersumbat atau meler
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Bersin-bersin
- Keringat saat malam
- Pegal-pegal
Namun, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Divisi Coronavirus dan Birus Pernafasan lainnya, Barabra Mahon, mengatakan hingga saat ini memang belum ada indikasi ancaman Kraken lebih parah daripada subvarian sebelumnya.
Cepat menular
Ketua Satuan Tugas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan, menyatakan sejauh ini belum ada bukti bahwa virus Kraken menimbulkan gejala yang berat, bahkan beberapa kasus muncul tanpa gejala. Namun, virus Kraken cukup cepat menular. "Karakteristik dari virus ini adalah mudah, sangat-sangat mudah menular. Jauh lebih mudah dibandingkan dengan varian apa pun yang ada,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (25/1).
Oleh karena itu, demi mengurangi potensi penularan dan penyebaran, Erlina mengimbau masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi Covid-19 sampai pada tahapan vaksinasi penguat kedua. "Booster ini tujuannya mencegah jangan sampai kalau tertular menjadi berat. Jadi tidak 100 persen bisa dikatakan booster ini bisa mencegah orang tidak jadi sakit,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya penerapan protokol kesehatan pribadi dan peningkatan sistem imun, meski PPKM sudah dicabut. Hal ini menjadi penting, karena sesungguhnya penyebaran virus dan pandemi bisa kembali meningkat saat keseimbangan dan sistem imun masyarakat kembali turun, bersamaan dengan virus yang mengganas.
Nama Kraken
Melansir Fortune.com, profesor Biologi di University of Guelph, Kanada, Ryan Gregory, memberikan julukan Kraken pada subvarian Omicron XBB 1.5. Menurutnya, hal ini akan lebih mudah untuk disebutkan ketimbang deretan huruf dan angka yang berpotensi membingungkan. Sejak awal, para ilmuwan menggunakan abjad Yunani untuk menamai varian virus–Delta, Alpha, Omicron–namun, setelah Omicron pecah jadi subvarian, sistem penamaan angka dan huruf pun digunakan.
Kraken sebenarnya adalah seekor makhluk mitologi Skandinavia yang menyerupai gurita atau cumi-cumi raksasa dan kerap menghancurkan kapal-kapal di laut dengan cukup agresif. “Tubuh mereka tidak mirip dengan makhluk lain yang kita temui di laut. Mereka bergerak cepat dan gerakan tubuh, lengan dan tentakel mereka tampaknya merangsang ketakutan kita akan sesuatu hal yang tidak diketahui," ujar kurator seni untuk Moluska, Jon Ablett.
Berdasarkan definisi inilah, maka Ryan pun terinspirasi untuk menyebut virus Omicron Subvarian XBB 1.5 sebagai Kraken. Namun, ternyata tak semua pihak setuju. WHO sempat menyatakan bahwa nama penyakit menular tidak diperkenankan menggunakan istilah yang menimbulkan rasa takut yang tidak semestinya.