Waspadai Arcturus, Kemenkes Imbau Pemudik Tes Mandiri Bila Ada Gejala

Virus Arcturus 1,5 kali lebih mudah menular.

Waspadai Arcturus, Kemenkes Imbau Pemudik Tes Mandiri Bila Ada Gejala
Kepala Tim Kerja Produk IPD Impor Dirjen Farmalkes Kemenkes, Drg R. Edi Setiawan. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau pemudik segera melakukan antigen mandiri dilakukan bila merasakan gejala terpapar virus Covid-19. Terlebih,tren kasus saat ini mengalami kenaikan dengan ditandai munculnya varian Covid baru yang disebut Arcturus.

Kepala Tim Kerja Produk IPD Impor Dirjen Farmalkes Kemenkes, Drg R. Edi Setiawan, mengatakan terdapat tiga prosedur yang perlu diperhatikan saat melakukan tes mandiri. Pertama melihat izin edar yang tertera pada produk tes antigen mandiri, diikuti melakukan tes mandiri sesuai petunjuk penggunaan.

Tahap kedua, memindai kode Qick Response (QR) untuk melaporkan hasilnya ke aplikasi SatuSehat yang dikelola Kemenkes. Jika positif, maka tes bisa dindaklanjuti dengan PCR di fasilitas kesehatan terdekat, dan nantinya akan ditentukan harus isolasi atau tidak.

Adapun produk tes cepat antigen saat ini adalah yang merupakan produk luar negeri berkode AKL dan produk dalam negeri berkode AKD. “Tes cepat antigen mandiri saat ini bisa dibeli di toko alat kesehatan, apotik, atau tempat lain yang memiliki izin distribusi,” katanya dalam konferensi pers, Senin (17/4).

Metode nasal

Ilustrasi Covid-19. (Pixabay/ELG21)

Edi mengimbau, sebaiknya tes cepat antigen yang digunakan adalah dengan metode nasal. “Jadi, cukup diusap ke hidung dan jangan sampai ke nasofaring, karena tes yang sampai nasofaring hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan,” katanya.

Imbauan ini bertujuan agar pendeteksian dini bisa dilakukan, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan dan pengobatan bisa lebih mudah. Hal ini juga sudah terhubung langsung dengan aplikasi SatuSehat dan aplikasi telemedisin resmi yang bekerja sama dengan Kemenkes.

Virus Arcturus

Ilustrasi virus korona. (ShutterStock/Corona Borealis Studio)

Sebelumnya, Kemenkes menyampaikan bahwa Arcturus adalah subvarian Omicron XBB.1.16 yang ditengarai 1,5 kali lebih mudah menular dibandingkan subvariant Kraken yang lebih dulu muncul. “Sampai kemarin (16/4) terdetaksi dua kasus, sementara yang lain itu masih Kraken, jadi masih didominasi oleh varian yang lama,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.

Menjelang libur Lebaran 2023, angka kasus Covid-19 sendiri mengalami peningkatan sampai 900-an kasus per hari. Namun demikian, penularan penyakit ini masih cukup terkendali. “Kalau dilihat dari indikator WHO, untuk (angka penularan di tingkat) komunitas masih jauh dari 20 per 100.000 penduduk,” ujarnya.

Adapun gejala yang muncul akibat virus Arcturus sebanarnya relatif sama dengan varian lain sebelumnya, yakni demam, batuk, dan nyeri tenggorokan. Namun, di beberapa negara, seperti India, penularan virus ini diikuti juga dengan gejala mata merah.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina