Jakarta, FORTUNE – Kesehatan dan tetap menjaga badan tetap bugar menjadi perhatian utama masyarakat, baik pada saat pandemi bahkan statusnya berganti menjadi endemi saat ini. Anda juga bisa menjaga kebugaran sambil berwisata melalui wellness tourism. Apakah itu?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa wellness tourism atau wisata kebugaran menjadi kunci dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif secara nasional bahkan global. “Masyarakat mulai mengutamakan kesehatan dan pencegahan, kemudian mempromosikan gaya hidup sehat. Hal ini menjadi tren yang tak terbendung,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenparekraf, Senin (26/6).
Indonesia, bisa masuk ke dalam lima besar tujuan wellness tourism dunia. Selain pasar, Indonesia mempunyai potensi budaya yang sangat besar di sektor ini. “Ini pekerjaan rumah yang sangat besar, karena ternyata wellness tourism ini (juga) menciptakan 1,3 juta lapangan kerja yang baru dan berkualitas,” katanya.
Mengutip sejumlah sumber, berikut ini adalah ulasan Fortune Indonesia mengenai wellness tourism.
Definisi
Mengutip everydaywealth.com, Global Wellness Institute (GWI) mendefinisikan wellness tourism sebagai perjalanan atau wisata yang berkenaan dengan pemenuhan perawatan maupun upaya meningkatkan kebugaran.
Kebugaran sedikut berbeda dengan kesehatan. Menurut Gallup, kesehatan adalah berkaitan dengan kondisi sehat dan jauh dari segala penyakit. Sementara, kebugaran (wellness) bisa diartikan lebih luas, karena berhubungan dengan perasaan puas dan kondisi positif, baik secara fisik maupun psikologis.
Wellness tourism sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu. Health-Tourism.com, menyebutkan bahwa sebagian besar peradaban kuno mengakui manfaat terapeutik dari mata air panas mineral, sehingga banyak yang membangun fasilitas kesehatan di sekitarnya. Budaya Yunani Kuno, Mesir, Romawi, Celtic, dan Ibrani menciptakan pusat kesehatan yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Bangsa Romawi sangat mengandalakan pemandian dengan suhu berbeda, kolam renang, ruang olahraga, ruang pijat, dan perawatan kesehatan, sebagai bagian dari budaya mereka. Bahkan, sejak 5.000 tahun yang lalu, orang-orang melakukan perjalanan ke India untuk mencari manfaat dari pengobatan Ayurveda, sebuah pendekatan holistik bagi kesehatan fisik dan mental.
Sebagai industri
Meski sudah dikenal lama, keberadaan wellness tourism sebagai industri adalah hal yang baru berkembang pada awal tahun 2.000-an. Pendiri sekaligus CEO Wellness Tourism Association (WTA), Anne Dimon, mengatakan pada tahun tersebut, anggapan terhadap spa mulai berubah dari sesuatu yang ‘memanjakan’ menjadi sebuah ‘pencegahan’. “Hal ini seiring dengan dimulainya revolusi kesehatan dan menjadi awal industri wellness tourism,” katanya.
Mengutip academic-accelerator.com, pada tahun 2021, industri wellness tourism dunia bernilai US$850,55 miliar, namun pada tahun 2030 diperkirakan mencapai US$2,1 triliun. Pasar utamanya mencakup layanan seperti akomodasi, transportasi, aktivitas, dan makanan. Dengan demikian, wellness tourism dianggap cukup menjanjikan sebagai sebuah industri masa depan yang akan terus berkembang.
Ada dua jenis wisatawan wellness tourism yang berkembang saat ini. Pertama adalah jenis primer yang melakukan perjalanan sepenuhnya dengan tujuan kebugaran. Sementara jenis sekunder adalah para wisatawan yang memasukkan wellness tourism sebagai bagian dari perjalanan yang dilakukannya. Jenis sekunder saat ini merupakan yang terbesar, yang mana 92 persen dari total pelaku perjalanan wellness tourism dan mencakup 85 persen pengeluaran yang diperuntukkan untuk sektor ini.
Beberapa jenis
Adapun beberapa jenis aktivitas yang ditawarkan dalam wellness tourism, antara lain:
- Pengobatan tradisional dengan jamu dan perawatan obat-obatan herbal
- Program perawatan wajah, tubuh, yang berhubungan dengan kecantikan
- Wisata olahraga, seperti menyelam di laut, panjat tebing, atau lintas alam
- Spa dan perawatan relaksasi, seperti pijat maupun refleksi
- Wisata spiritual yang diisi kegiatan, seperti yoga atau meditasi
- Perjalanan rohani ke tempat-tempat religious
- Wisata kuliner yang menyediakan berbagai makanan sehat
- Wisata aromaterapi
Wellness tourism di Indonesia
Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Indonesia wellness tourism dikembangkan di tiga daerah. D.I. Yogyakarta difokuskan untuk wisata pijat, meditasi, makanan sehat, dan budaya. Solo identik dengan jamu tradisional dan aromaterapi. Kemudian, Bali akan lebih fokus pada pengembangan meditasi, makanan sehat dan wisata alam.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan bahwa wellness tourism di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama setelah pandemi. Konsep berwisata yang menyeimbangkan antara tubuh, pikiran dan jiwa ini diminati karena diyakini mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik.
''Sekarang ini beberapa RS di Indonesia telah tersedia outlet jamu tradisional, pelayanan pijat tradisional untuk kebugaran serta paket wisata yang terintegrasi dengan wisata alam, wisata artifisial lalu diakhiri dengan wisata belanja dan kuliner,” ujar Dante seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, Senin (26/6).
Demikianlah ulasan mengenai wellness tourism, semoga bermanfaat.