Tuduhan Sarang Pedofil Guncang Saham Roblox

Roblox juga dituding memalsukan laporan pengguna.

Tuduhan Sarang Pedofil Guncang Saham Roblox
Roblox adalah platform game online dan sistem pembuatan game. Sebuah smartphone dengan logo Roblox di layar dikelilingi oleh gamepad. Shutterstock/Sergei Elagin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Laporan mengejutkan dari firma Roblox/">Hindenburg Research, telah menyebabkan saham Roblox anjlok hingga 9 persen pada perdagangan intraday, setelah perusahaan tersebut dituduh melebih-lebihkan metrik penggunanya serta menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi anak-anak. Hindenburg menuduh Roblox melebihkan jumlah pengunjung platformnya sebesar 25 persen hingga 42 persen serta mungkin menggandakan waktu keterlibatan pengguna. Saham Roblox ditutup turun 2,13 persen, menjadi sekitar US$40,51 pada 8 Oktober. Demikian dilaporkan Fortune.com.

Laporan Hindenburg juga mengkritik data yang disampaikan Roblox pada laporan keuangan triwulanan 2022, di mana perusahaan mengklaim ada 54,1 juta "orang" yang mengunjungi situsnya setiap hari. Namun, Hindenburg menilai istilah "orang" terlalu luas, karena angka tersebut bisa mencakup bot dan pengguna dengan banyak akun. 

"Pengguna aktif harian bukanlah ukuran individu unik yang mengakses Roblox," tulis Hindenburg. Mantan karyawan Roblox juga mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki dua versi angka pengguna: satu untuk keperluan internal yang menyaring bot dan akun ganda, dan satu lagi untuk publikasi eksternal yang mungkin berlebihan.

Selain itu, Hindenburg menyoroti dugaan bahwa Roblox melebihkan angka "jam keterlibatan" pengguna. Analisis mereka menemukan bahwa rata-rata pengguna hanya menghabiskan 22 menit per hari di platform, sementara Roblox melaporkan rata-rata 2,4 jam per hari pada tahun 2023.

“Kami sepenuhnya menolak klaim yang dibuat dalam laporan tersebut. Klaim keuangan oleh Hindenburg Research sangat menyesatkan,” ujar juru bicara Roblox, mengutip Fortune (11/10).

Roblox dituduh jadi sarang pedofilia

Dari serangkaian tuduhan, yang paling serius dari laporan Hindenburg adalah bahwa Roblox telah menjadi "neraka bagi pedofil." Penulis laporan mengklaim bahwa fitur media sosial platform tersebut memungkinkan pedofil dengan mudah menargetkan anak-anak tanpa penyaringan yang memadai.

Mereka menemukan 38 grup yang memperdagangkan pornografi anak dan meminta layanan seksual di platform tersebut. Laporan itu juga menyebutkan beberapa Game terkait pelaku perdagangan seks terkenal seperti Jeffrey Epstein dan Sean "Diddy" Combs, yang tetap dapat diakses meskipun akun yang dibuat mencantumkan usia di bawah 13 tahun.

“Kami berpikir Roblox telah mengadopsi pendekatan pertumbuhan dengan segala cara,” tulis Hindenburg. Mereka juga menuduh perusahaan tersebut memprioritaskan ekspansi ke Asia untuk mempertahankan kesan pertumbuhan, meskipun pengguna di wilayah tersebut dinilai kurang menguntungkan dibandingkan pengguna di AS dan Eropa.

Meski demikian, Roblox menegaskan bahwa mereka tetap optimis mengenai pertumbuhan bisnis dan mengatakan tuduhan tersebut tidak akurat. "Kami dengan tegas percaya bahwa Roblox adalah platform yang aman dan terjamin serta dalam metrik keuangan yang kami laporkan," kata juru bicara Roblox.

Related Topics

RobloxGame

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024