Jakarta, FORTUNE - SiteMinder, platform distribusi dan pendapatan hotel, merilis SiteMinder's Changing Traveller Report 2025, survei terbesar di dunia mengenai akomodasi, yang mengungkapkan bahwa wisatawan Indonesia adalah yang paling bersedia membayar lebih untuk menginap di hotel yang ramah lingkungan.
Rio Ricaro, Country Manager untuk Indonesia di SiteMinder, mengungkapkan riset ini bisa menjadi acuan bagi para pelaku bisnis perhotelan. Menurutnya, untuk menangani preferensi yang terus berkembang ini membutuhkan lebih dari sekadar beradaptasi dengan tren; hal ini membutuhkan pemahaman yang tepat mengenai perubahan perilaku yang terlihat dari munculnya ‘sang Ekawisatawan’, yang berkisar antara keputusan yang impulsif dan penuh pertimbangan, antara bekerja dan berekreasi, serta memiliki demand yang jelas untuk kontrol.
“Salah satu sorotan utama adalah bahwa wisatawan Indonesia semakin memilih akomodasi yang ramah lingkungan dan merencanakan anggaran yang lebih besar, hal ini mencerminkan pergeseran ke arah perjalanan yang lebih bijaksana dan eksploratif," katanya.
Beriku ini sejumlah temuan menarik dari SiteMinder's Changing Traveller Report 2025 melibatkan 12.000 responden dari seluruh dunia—di mana 878 di antaranya berasal dari Indonesia.
95% wisatawan Indonesia mau bayar lebih untuk akomodasi ramah lingkungan
SiteMinder's Changing Traveller Report 2025 mengungkap, wisatawan Indonesia paling siap membayar lebih untuk menginap di hotel yang berfokus pada kelestarian lingkungan.
Sebagian besar wisatawan Indonesia (95 persen) menyatakan kesediaannya untuk membayar lebih demi akomodasi ramah lingkungan di tahun mendatang. Sebagai perbandingan, hanya 70 persen dari responden global yang bersedia membayar lebih untuk pilihan hotel yang serupa.
Data dari SiteMinder menyebutkan bahwa 36 persen wisatawan Indonesia bersedia membayar hingga 10 persen lebih mahal untuk akomodasi berkelanjutan di tahun 2025.
Sebanyak 35 persen responden siap membayar hingga 25 persen lebih tinggi, 18 persen siap membayar sampai 50 persen lebih mahal, dan 7 persen bahkan bersedia membayar lebih dari 50 persen tambahan untuk penginapan ramah lingkungan.
AI untuk mencari akomodasi makin berkembang di 2025
Temuan menarik lainnya dari studi ini adalah pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan dalam mencari, memesan, serta meningkatkan pengalaman menginap. Pada tahun 2025 diproyeksikan sekitar 78 pesen responden global terbuka untuk menggunakan AI dalam merencanakan dan memesan akomodasi hotel.
Di Indonesia, minat ini lebih tinggi, dengan 98 pesen responden menggunakan AI untuk mencari, memesan, dan memperbaiki pengalaman menginap mereka di hotel.
Dalam hal penerapan teknologi, sebanyak 51 persen responden berpendapat bahwa industri perhotelan telah cukup maju (33 persen), dan bahkan 18 persen menilai bahwa perhotelan sangat unggul dalam adopsi teknologi dibandingkan dengan sektor lain. Persepsi ini bahkan lebih tinggi di Indonesia, mencapai 80 persen.
69% wisatawan memprioritaskan pemandangan dalam memilih akomodasi
Adapun tiga fitur utama yang dianggap penting oleh wisatawan global dalam memilih penginapan adalah kasur dan bantal yang nyaman (56 persen), pemandangan dari kamar (53 persen), serta pengaturan suhu (35 persen). Bagi wisatawan asal Indonesia, pemandangan menjadi prioritas utama (69 persen), diikuti oleh fitur TV atau sistem audio (43 persen), dan bathtub (42 persen).
Tren work-vacation juga menjadi pilihan menarik bagi wisatawan Indonesia, dengan 66 persen dari mereka berencana untuk bekerja sambil berlibur pada tahun 2025. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan tertinggi di dunia dalam tren ini.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa acara atau event menjadi faktor utama yang mendorong 93 persen wisatawan untuk melakukan perjalanan pada tahun 2025. Ini diikuti oleh minat pada konser atau festival musik (46 persen), reuni keluarga atau perayaan (41 persen), pertandingan olahraga (32 persen), pernikahan (28 persen), konferensi atau pameran (25 persen), hingga kegiatan atau ziarah keagamaan (21 persen).
Jepang diprediksi jadi tujuan terpopuler 2025
Pada tahun 2025, wisatawan Indonesia diperkirakan menjadi yang paling aktif dalam mencari informasi (25 persen) dan melakukan pemesanan penginapan melalui agen perjalanan online (OTA) sebesar 62 persen.
Angka ini melampaui Tiongkok (56 persen), yang sebelumnya memimpin dalam pemesanan melalui OTA. Peningkatan penggunaan OTA paling signifikan terlihat pada generasi Gen X Indonesia (usia 44-59 tahun), dengan 53 persen di antaranya berencana memesan melalui OTA, meningkat dari 41 persen sebelumnya.
Mengenai destinasi wisata, 72 persen wisatawan global berniat melakukan perjalanan ke luar negeri pada tahun 2025, dengan Jepang menjadi tujuan terpopuler (13 persen). Sebanyak 33 persen wisatawan asal Indonesia juga mengungkapkan keinginan untuk mengunjungi Jepang pada tahun tersebut.